Pesankan Keselaran Dunia dalam “Sang Hyang Ritus”

Pesankan Keselaran Dunia dalam “Sang Hyang Ritus”

Kesan energik dan mistis melekat pada garapan berjudul “Sang Hyang Ritus” buah karya kolaborasi mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Hindu Indonesia (Unhi), dan IKIP PGRI Bali. Garapan ini akan menjadi amunisi utama delegasi Bali dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminasi) XIV 2018 di Yogyakarta cabang tari.

Pembimbing garapan, Gede Mawan, S.Sn, M.Si mengatakan karya tersebut murni dikonsep para peserta. Mereka terinspirasi dari tiga jenis “Tari Sang Hyang”, salah satu tarian yang masih dikeramatkan di Bali. Dalam ranah tradisi, Tari Sang Hyang biasanya dipentaskan dalam suatu ritus tertentu, dimana penarinya akan mencapai trance dan melakukan hal-hal diluar nalar seperti menyinjak api, dan sebagainya.

“Mereka menggabungkan (Tari) Sang Hyang Dedari, Sang Hyang Memedi, dan Sang Hyang Jaran. Ketiganya menyimbolkan keselarasan alam semesta, Bhur Loka, Bwah Loka, dan Swah Loka,” katanya dalam pementasan di Gedung Natya MAndala, Kampus ISI Denpasar, Kamis (11/10).

Pesan harmonisasi alam ini dipilih lantaran sesuai dengan tema yang diangkat dalam Peksiminasi XIV di Yogyakarta, yakni keragaman budaya. “Sang Hyang Ritus” diharapkan bisa menjawab masalah kebhinekaan yang selama ini masih dihadapi Indonesia. “Kolaborasi penarinya juga menyiratkan pesan itu, dimana dari 10 penari yang kami terjunkan, 4 diantaranya dari ISI Denpasar, 4 dari Unhi, dan 2 orang penari dari IKIP PGRI Bali,” tambahnya.

Hal senada dinyatakan penggarap sekaligus peserta Peksiminasi XIV 2018 duta Bali, Kadek Karunia Arta dan Putu Pande Kevin Mularta. Keduanya menegaskan, pesan keselarasan itu memang yang paling ditonjolkan, sehingga diharapkan dpaat menginspirasi dan menjawab tantangan-tantangan ke depan.

Loading...