Notasi, Deskrifsi jenis tabuh Gegaboran dan tabuh Bapang dalam Gong Kebyar, Oleh: I Ketut Garwa

Notasi, Deskrifsi jenis tabuh Gegaboran dan tabuh Bapang dalam Gong Kebyar, Oleh: I Ketut Garwa

Gong Kebyar dalam Penempilan Ujian TA 2009

Gong Kebyar dalam Penempilan Ujian TA 2009

Notasi lagu dalam gamelan Bali hanya bersifat sebagai alat bantu (partitur). Dalam sebuah pementasan notasi tidak memiliki peranan penting. Sangat berbeda dengan pementasan musik barat dalam bentuk konser yang selalu berpedoman pada notasi yang terpampang di depan para pemain, serta ada cendactor/dirijen sebagai peminpin konser. Dan bisa jadi apabila kedua unsur itu tidak ada di pentas “konser tidak bisa berlangsung”. Disinilah perbedaan musik barat dengan musik tradisi Bali.  Di Bali proses penotasian gending biasanya hanya dipergunakan oleh peñata/pencipta ketika akan menuangkan sebuah lagu. Inipun gending dalam bentuk notasi tersebut hanya notasi pokoknya saja. Sedangkan isian ilustrasi apa yang akan dituangkan pada masing-masing instrument telah termemori pada pencipta sebelumnya dan saat itu pula terjadilah proses imvrovisasi/percobaan yang akhirnya terbentuk motif-motif isian yang dikehendaki. Proses pembelajaran gamelan Bali dengan memakai notasi hanya lumrah bisa diterapkan pada instansi-instansi formal saja (sekolah seni, kantor pemerintahan dll), sedangkan pada lembaga-lembaga social masyarakat proses ini sangat sedikit mempergunakannya.  Sedangkan untuk meminpin sebuah pertunjukan gamelan Bali, masing-masing instrument telah memiliki tugas dan fungsinya dalam barungan. Dengan demikian peran notasi dalam gambelan Bali dalam sebuah pementasan tidak begitu penting, karena secara keseluruhan gending yang akan dipentaskan telah termemori/hafal dengan baik pada masing-masing penabuh. Adapun system penotasian yang dipergunakan dalam pencatatan gending-gending gamelan Bali memakai penganggening aksara Bali.

Selengkapnya unduh di sini

Festival Kendang Bapang Barong dan Jauk Manis Dies Natalis VI dan Wisuda Sarjana Seni VII ISI Denpasar

Festival Kendang Bapang Barong dan Jauk Manis Dies Natalis VI dan Wisuda Sarjana Seni VII ISI Denpasar

Barong

Barong

(Denpasar-Humasisi) ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan pencetak seni terus berupaya mewujudkan cita-cita sebagai penyaji dan pencipta seni. Hal tersebut direalisasikan lewat pelaksanaan Festival Kendang, Bapang Barong, dan Jauk Manis yang merupakan prakarsa dari mahasiswa ISI Denpasar, yaitu dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jurusan Karawitan ISI Denpasar. Menurut Ketua Panitia, Komang Dharma Santika, kegiatan ini sudah dipersiapkan sejak bulan Mei lalu, atas latar blakang karena seringnya mahasiswa ngayah di masyarakat yang menampilkan tari bapang barong dan jauk manis. Sementara tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan krativitas mahasiswa khususnya di lingkungan ISI Denpasar serta untuk melestarikan budaya dan seni tradisional Bali. Festival yang dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 23 Juli 2009 sampai dengan 25 Juli 2009, diikuti 46 peserta yang terdiri dari 8 peserta Tari Bapang Barong, 11 peserta Tari Jauk Manis, dan 19 peserta kendang tunggal. Para peserta ini diwajibkan untuk mahasiswa ISI Denpasar yang masih aktif dari dua Fakultas yaitu Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Sementara dosen pembina sekaligus kordinator kegiatan, I Made Kartawan, S.Sn., M.Si., menyampaikan bahwa ada hal unik khususnya bagi pemain kendang, dimana pengundundian dilakukan 30 menit sebelum lomba dimulai. Ini dimaksudkan untuk mengukur kepiawaian seorang tukang kendang dan penari, karena sebelumnya mereka tidak pernah menyelaraskan antara tari dan tabuh. Tantangan ini akan mampu menunjukkan bahwa apabila tukang kendang ataupun penarinya bermain bagus, maka bias dipastikan bahwa tukang kendang dan penarinya cekatan. Sementara kemampuan mahasiswa dinilai oleh 3 dewan juri yang memang berkompeten dibidangnya, mereka yang menguasai tabuh dan tari. Tiga dewan juri tersebut adalah I Wayan Jebeg, Drs KT. Wijana, I Wayan Kawi, S.Pd.  Dari hasil rapat dewan juri yang meraih juara satu lomba kendang Bapang Barong atas nama I Ketut Yuliatra, juara dua Wayan Diana Putra, dan Juara tiga Kadek Alit Suparta. Kategori Kendang Jauk Manis, juara satu I Made Widana, juara dua Pande Yoga Pranata, serta juara tiga, Sang Ery Widya Sasmika. Sementara kategori Bapang Barong, juara satu I Putu Eka Wisnaya, juara dua Sang Kompyang Widya S., Juara tiga Dewa Gede Guna Arta. Untuk Jauk Manis juara satu I Gst, Ngr. Agung Darma A., Juara 2 I Made Putra Wijaya, dan juara tiga I Putu Wiyoga Mahendra.

IMG_4567

dari kiri ke kanan (PR II/I Gd. Arya Sugiartha, SSkar,M.Hum, PR I/Drs. I ketut Murdana, MSn, Rektor (sedang memegang topeng barong) prof. Dr. I wayan Rai S., MA, bederta panitia dan mahasiswa)

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., dalam sambutannya sebelum membuka Festival Kendang, Bapang Barong dan Jauk Manis tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya terhapat inisiatif mahasiswa ini. Pihaknya akan terus memotovasi kegiatan mahasiswa yang positif, karena dalam rangka Dies Natalis VI dan Wisuda Sarjana Seni VII ISI Denpasar, para mahasiswa ISI Denpasar mampu menunjukkan jati dirinya. Hal tersebut dibuktikan bahwa selain mahasiswa mampu dan mahir berkancah dalam dunia seni, ternyata mereka juga memiliki kelebihan dibidang lain, yaitu mahir berbahasa Inggris, terbukti suksesnya pelaksanaan lomba Debat Bahasa Inggris Tk Institut (23 Juli 2009), selain itu mahasiswa yang memiliki bakat dibidang tarik suara juga telah diwadahkan dalam kelompok paduan suara yang nantinya tampil dalam wisuda sarjana ISI Denpasar (28 Juli 2009), serta bakat memainkan alat musik yang tergabung dalam group band. Dalam memeriahkan dies natalisnya, ISI Denpasar telah melaksanakan kegiatan yang berlandaskan para 4 olahan yaitu olah raga, dimana para pembukaan pekan dies, ISI Denpasar menggelar jalan santai. Untuk olah rasa, ISI Denpasar melaksanakan Festival Kendang, Bapang Barong dan Jauk manis, yang mampu membangkitkan seniman muda ini untuk menampilkan seni lewat rasa yang dimiliki. Sementara olah pikir, ISI Denpasar telah sukses menyelenggarakan lomab Debat Bahasa Inggris dan lomba Menulis Artikel. Sementara untuk lebih mendekatkan pada TYME lewat olah kalbu ISI Denpasarpun telah melaksanakan Tirta Yatra ke 2 pura (21 Juli 2009) yaitu ke Pura Tamba Waras dan Batukaru Tabanan.

Loading...