ISI Denpasar Tingkatkan Kualifikasi Dosennya lewat Pelatihan Pekerti

ISI Denpasar Tingkatkan Kualifikasi Dosennya lewat Pelatihan Pekerti

pekerti-1404091Denpasar. Guna meningkatkan kualifikasi dosen dalam proses pembelajaran, ISI Denpasar menggelar Pelatihan Keterampilan Teknik Instruksional (Pekerti) yang dibuka tadi pagi (14 Maret 2009) oleh Rektor ISI Denpasar, bertempat di Gedung Pusat Dokumentasi (pusdok) ISI Denpasar. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, diikuti oleh 25 dosen, yang terdiri dari 16 dosen dari Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) serta 9 dosen dari Fakultas Seni Rupa dan Desain. Sementara para instruktur berasal dari Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Udayana. Para instruktur yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutjipta,MS, Prof. Dr. Aron Meko Mbete, Dra. Meiti W Proborini, M.Sc, Drh. IB. Swacita, MP, Drh. A.A. Sagung Kendran, M.Kes, Drs. I Nyoman Kadjeng Widjaja, Apt., M.Si, Prof. Ir. Wayan Sayang Yupardhi, M.Agr.S memberikan pokok bahasan tetntang penyusunan silabus, GBPP,SAP dan memberikan teori-teori bagaimana mengaplikasikan kurikulum berbasis kompetensi dalam proses pembelajaran.

Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn selaku ketua Panitia mengungkapkan perkembangan dan perubahan kehidupan masyarakat, membawa dampak terhadap kebutuhan masyarakat itu sendiri, maka para insan akademik harus memiliki cara pandang yang jauh kedepan, untuk menyikapi secara cerdas perubahan tersebut. Dalam hal ini perguruan tinggi mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualifikasi sumber daya yang baik melalui pendidikan lanjut serta pelatihan-pelatihan yang berorientasi pada peningkatan intelektualitas kinerja dilingkungannya masing-masing. Sehingga besar harapan ISI Denpasar dapat menciptakan sumber daya yang bermutu yaitu cerdas logika, cerdas etika/moral, dan cerdas estetika.

Pembantu Rektor I ISI Denpasar, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn mengungkapkan hampir 95 % Dosen ISI Denpasar telah mengikuti pelatihan Pekerti ini, sisanya belum mengikuti dikarenakan masih tugas belajar atau belum sepenuhnya menjadi PNS. Sedangkan untuk pelatihan AA(Applied Approach) sekitar 70-75 % dosen ISI Denpasar yang telah mengikutinya dan diharapkan akan ditingkatkan jumlahnya secepatnya. Khusus di Pekerti ini para dosen akan diajarkan bagaimana menjadi dosen yang profesional sesuai dengan Tupoksinya dan penjabaran kurikulum berbasis kompetisi pada kegiatan perkuliahan. Tentu tujuan akhirnya diharapkan proses transfer ilmu pengetahuan dapat berjalan dengan maksimal dan menghasilkan lulusan yang kualified dan bermoral.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA menyambut gembira atas diadakannya pelatihan ini. Pelatihan Pekerti ini merupakan salah satu cara untuk mewujudakan ISI Denpasar sebagai World Class University terutama dalam hal teaching quality atau proses pembelajaran. Apalagi kecenderungan dosen ISI Denpasar yang tugas utamanya adalah mengajar terdapat 2 masalah yang harus dihadapinya. Pertama dosen bukan berasal dari institusi ilmu pendidikan sehingga hanya menguasai ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya, tanpa dididik menjadi seorang pengajar sebelumnya. Kedua adalah paradigma pendidikan sekarang yang memang menuntut pendidikan yang berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetisi sesuai dengan Kepmendiknas No. 045/U/2002. Prof. Rai juga menambahkan kedepannya setelah mendapatkan pelatihan, dosen diharapkan agar mampu melahirkan buku ajar. Karena apabila terdapat banyak buku ajar maka disinilah bukti kualifikasi dosen yang berimbas pada kualitas pendidikan suatu institusi.

Para Dosen mengikuti acara pembukaan tersebut dengan sangat antusias, sebuah pertanda yang baik demi kemajuan ISI Denpasar.

Humas ISI Denpasar melaporkan

DOSEN ISI DENPASAR I WAYAN  BERATHA, S.S.KAR, M.Sn MENUJU MOSKOW MENGAJAR GAMELAN BALI

DOSEN ISI DENPASAR I WAYAN BERATHA, S.S.KAR, M.Sn MENUJU MOSKOW MENGAJAR GAMELAN BALI

dsc03160-copy3Musik tradisional Indonesia, gamelan, kini telah menyebar ke seluruh dunia. Seni karawitan Bali, Jawa, dan Sunda telah menarik perhatian pegiat seni di belahan Eropa dan Amerika sejak zaman kolonial. Sekarang, selain banyak dikaji secara ilmiah, gamelan juga dipelajari aspek teknis-estetiknya pada beberapa perguruan tinggi di mancanegara. Bahkan belakangan, di beberapa negera bagian Amerika, London, Swiss, dan Tokyo misalnya telah muncul komunitas pemain gamelan. Mereka menyebut grupnya sekaa bagi yang khusus menyuntuki gamelan Bali.
Di kawasan negara-negara maju yang belum terjamah oleh penyebaran gamelan adalah belahan Eropa Timur. Namun beberapa tahun terakhir ini, sejak bubarnya Uni Sovyet, gamelan Bali khususnya mulai berdenyut di sana. Pada tahun 2004, ISI Denpasar pernah mengirim pengajar gamelan ke Hungaria. Setahun kemudian, 2005, seorang dosen ISI. Ida Bagus Nyoman Mas, SS.Kar diutus untuk mengajar gamelan di Moskow. Rusia. Tahun ini ISI kembali mengirim seorang komposernya, I Wayan Beratha, SS.Kar, M.Si, menularkan gamelan Bali di negeri pecahan Uni Sovyet tersebut.
Senin (22/12) kemarin, Wayan Beratha telah meninggalkan tanah air menuju Moskow. Menurut rencana, seniman asal Banjar Sengguan, Singapadu, Sukawati, ini akan berada di sana selama tiga bulan. Tugas yang diemban pengerawit yang baru saja datang dari mengikuti Festival Gamelan Internasional di Malaysia itu adalah atas kerja sama ISI Denpasar dengan Menbudpar dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rusia. “Keberangkatan salah satu dosen ISI untuk mengajar gamelan Bali di Moskow ini adalah salah satu realisasi dari kerja sama yang kami bangun dengan pihak-pihak lembaga pemerintah dan swasta ke berbagai belahan dunia,” ujar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA, Pejabat Rektor ISI, Sabtu (20/12) lalu.
Prof. Wayan Rai menuturkan, para dosen dan mahasiswa ISI sejatinya telah go international dalam implementasi lawatan pentas atau pameran maupun dalam bentuk belajar dan mengajar di luar negeri. Permintaan untuk mengajar gamelan, seni tari, pedalangan di luar negeri, ungkap Dr. Rai, merupakan penghargaan bagi kesenian Bali yang secara sambung menyambung dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh seniman dan akademisi ISI. “Kami yakin Wayan Beratha akan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan melalui interaksi seni, mengharumkan nama Bali dan bangsa Indonesia”.
Jagat seni adalah media komunikasi ideal nan menyejukkan. Dalam konteks pergaulan antar bangsa, kesenian Bali telah berkiprah memberikan sepenggal pencitraan positif terhadap martabat bangsa kita. Karena itu, memperkenalkan nilai-nilai keindahan yang kita banggakan kepada masyarakat dunia berdimensi signifikan bagi gambaran budaya Indonesia di mata internasional. “Melalui bahasa universal gamelan, saya berobsesi menjalin dialog dari hati ke hati dengan para peminat kesenian Bali di Moskow,“ kata Wayan Beratha kepada teman-temannya sesama dosen ISI.
Sementara dikesempatan lain pada tanggal 22 Maret 2009, ISI Denpasar kembali“manggur“ atau melaras gamelan milik Pura Besakih. Rombongan yang terdiri dari para dosen dan staf ini meneruskan komitmennya untuk turut ngayah dalam panca bali krama sesuai dengan bidang yang dikuasai. Rombongan yang berangkat yaitu I Made Kartawan, S.Sn., M.Si., Pande Gede Mustika, S.Skar., M.Si, I Gede Mawan, S.Sn., Ni Ketut Suryatini, S.S.Kar., M.Sn, Ni Komang Marheni, S.SP, dan Nik Suasti.

Humas ISI Denpasar melaporkan

“Manggur” Gamelan Gong Gede Sumbangsih ISI Denpasar di Pura Besakih

“Manggur” Gamelan Gong Gede Sumbangsih ISI Denpasar di Pura Besakih

lim_4211-kcl-copy1Denpasar– Bertepatan dengan akan diadakannya Upacara Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh yang diadakan akhir bulan Maret dan April ini di Besakih, ISI Denpasar merasa terpanggil untuk ikut memberikan sumbangsih dalam bentuk “ngayah”. Tentunya ngayah disini disesuaikan dengan kemampuan dari civitas akademika ISI Denpasar. Contohnya mahasiswa karawitan ISI Denpasar yang ikut berpartisipasi dalam persiapan upacara tersebut dengan jalan membersihkan dan “manggur” atau melaras nada gamelan gong gede yang ada di Pura Besakih. Tujuannya tentu agar pada saat upacara nanti gamelan yang merupakan salah satu instrumen upacara dapat berfungsi dengan maksimal. Para mahasiswa yang didampingi oleh Pj. Rektor ISI Denpasar, Pj. Pembantu Rektor dan para dosen, tampak antusias dan responsif mengikuti setiap program kegiatan yang diselenggarakan Jurusan Karawitan ISI Denpasar. Acara ini dibimbing oleh para dosen Karawitan pimpinan I Made Kartawan, SSn, M.Si dan Pande Gede Mustika, S.SKar, M.Si yang juga pengampu mata kuliah Organologi dan Akustika.

Kegiatan ini juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat serta pengajaran kepada mahasiswa untuk dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu tentang Organologi dan Akustika. Menurut Pj. Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A, adanya kegiatan melaras gamelan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Jurusan Karawitan ISI Denpasar tidak hanya mampu dalam menabuh gamelan tapi juga mampu melaras gamelan. Kedepan tidak hanya Gamelan Gong Gede saja yang dilaras, tapi juga berencana untuk melaras Gamelan Semarpagulingan dan melaras barungan gong lainnya kepunyaan Pura Besakih. Selain itu rombongan juga melaksanakan persembahyangan bersama guna “nunas ica” agar seluruh keluarga besar ISI Denpasar diberikan keselamatan. Prof. Rai menambahkan bahwa sumbangsih yang diberikan ISI Denpasar melalui pelarasan gamelan, mungkin terlihat kecil namun menurut Prof. Rai besar kecilnya sumbangan tidak bisa dilihat dari nilai sumbangannya, namun ketulusiklasan dari civitas ISI Denpasar sesuai dengan bidangnya. Selain itu ISI Denpasar diberikan kesempatan untuk “ngayah” dalam bentuk pementasan Lelambatan Klasik Pagongan, Baris Gede, Rejang, Wayang, Topeng dan pementasan tabuh Semar Pagulingan oleh Asti Pertiwi (sekaa tabuh wanita ISI Denpasar) pada tanggal 7 April 2009.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Dosen ISI Denpasar Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Pemkot Denpasar

Dosen ISI Denpasar Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Pemkot Denpasar

Salah satu dosen ISI Denpasar Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn menerima penghargaan Kerti Budaya oleh Pemerintah Kota Denpasar. Penghargaan tersebut diterimanya atas pengabdiannya sebagai pembina seni lukis remaja dan anak-anak kota Denpasar, serta kontinuitasnya dalam kreatifitas berkarya seni lukis. Pria yang lahir pada tanggal 25 Desember 1961 ini telah malang melintang dalam berbagai pameran baik di dalam maupun luar negeri. Tercatat beberapa negara di dunia seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, USA, Monaco, Perancis dan Australia pernah dijajalnya sebagai tempat pameran lukisannya. Pria jebolan S1 ISI Jogjakarta pada tahun 1988 dan meneruskan S2 nya juga di tempat yang sama pada tahun 2005 ini, tercatat pernah mengukir prestasi sebagai pemenang lomba lukis dan sketsa se-ISI Jogjakarta dari tahun 1982-1986. Diangkat menjadi staf dosen di Jurusan Seni Lukis STSI(sekarang ISI Denpasar) juga telah menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian 10 Tahun dari presiden RI atas pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil selama 1 dasawarsa.

Atas prestasi tersebut pria dua anak yang juga pembantu pejabat Dekan di bidang anggaran FSRD ISI Denpasar ini, bangga dan termotivasi untuk terus mentransfer ilmunya kepada seniman pemula untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan kemampuan mereka. Karena menurutnya dengan kreatifitas tinggi, maka seni akan memiliki nilai jual yang tinggi pula, sehingga kehidupan pelaku seni tersebut dapat terangkat. Pemkot Denpasar menurutnya sudah cukup serius memperhatikan para seniman, sehingga ”kejengahan” para seniman untuk berkreatifitas, berkarya dapat terus ditingkatkan sehingga kekhawatiran akan memudarnya seni budaya Bali dapat diantisipasi sedari dini. Dengan jalan memberikan wadah untuk berkompetisi dalam bidang seni budaya dengan mengadakan lomba-lomba seperti PSR (Pekan Seni Remaja) dan Porsenijar (Pekan Olahraga dan Seni Pelajar) yang diadakan tiap tahun. Lomba ini secara tidak langsung mendidik generasi muda agar mengetahui seni budayanya dan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik di bidang tersebut.

Disinggung mengenai terpilihnya ia dalam penghargaan Kerti Budaya yang digagas Pemkot Denpasar, Pria asli Denpasar ini menilai pemberian penghargaan ini sangat bagus untuk memetakan posisi seniman di kancah dunia seni Bali. Sehingga para generasi muda dapat terinspirasi dan tergugah semangatnya untuk berkontribusi pada jagat seni Bali. Diharapkan tantangan kedepan yaitu bagaimana mempertahankan prestasi yang sudah diraih ini, karena pada saat sekarang, jagat seni khususnya di Bali dihadapkan pada kenyataan yaitu pengaruh perkembangan seni plural, sehingga tugas senimanlah yang menjaga kelestarian ciri khas Bali melalui karya-karya seninya.

Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, M.Si sangat bangga dan gembira atas penghargaan yang telah diterima oleh koleganya ini. Karena loyalitas dan kontribusi Bendi terhadap bidang seni khususnya seni lukis di Bali baik sebagai praktisi, akademisi maupun pembina seni telah dilakoninya dari sejak pertama dia diangkat menjadi staf dosen di STSI(ISI Denpasar). Penghargaan ini juga diharapkan menjadi ransangan atau motivasi kepada dosen yang lain untuk berkarya terutama di masyarakat. Terpilihnya Bendi sebagai penerima penghargaan ini juga sebagai tolok ukur kualitas dosen ISI Denpasar yang mampu memberikan citra positif bagi lembaga. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang merupakan tugas pokok profesi(Tupoksi)-nya sebagai staf pendidik. Bendi merupakan salah satu seniman yang dinilai berhasil melahirkan seniman-seniman muda berbakat, terbukti beberapa anak didiknya telah menorehkan prestasi gemilang dalam berbagai ajang lomba. Itu dikarenakan cara mendidik Bendi yang unik dan responsif, sehingga gampang dicerna oleh anak didiknya. Dimulai dari penggalian ide, bentuk dan tekniknya. Semoga menjadikan inspirasi bagi kita semua untuk memajukan Bali sesuai dengan bidang kita masing-masing.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Loading...