INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR TURUT MEMERIAHKAN KBS FESTIVAL 2023

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR TURUT MEMERIAHKAN KBS FESTIVAL 2023

Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-65 Provinsi Bali serta peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali telah melaksanakan KBS Festival 2023 yang diadakan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. Kegiatan KBS Festival 2023, yang berlangsung pada rentang tanggal 15 hingga 19 Agustus 2023, mengundang berbagai pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), berbagai komunitas kreatif, serta lembaga perguruan tinggi termasuk Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar).

Stan yang diinisiasi oleh Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) berlokasi berdekatan dengan panggung pertunjukan utama dalam KBS Festival 2023. Stan ini bertindak sebagai wadah untuk memamerkan karya ekspresi kreatif mahasiswa dari seluruh program studi yang diakomodasi oleh lingkungan kampus ISI Denpasar. Program studi tersebut mencakup bidang-bidang seperti Tari, Karawitan, Musik, Pedalangan, Pendidikan Seni Pertunjukan, Desain Komunikasi Visual, Desain Interior, Desain Mode, Seni Murni, Kriya, Animasi, Fotografi, Film dan Televisi, hingga Desain Produk.

Silahkan datang dan kunjungi stan ISI Denpasar, yang beroperasi mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WITA, guna melihat secara langsung koleksi karya yang dipamerkan serta berkesempatan untuk berdialog dengan mahasiswa dan staf ISI Denpasar yang hadir di stan tersebut. (IPUW/isidps)

Pembukaan Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara

Pembukaan Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara

20210906 Wisuda Sarjana dan Pascasarjana XXVI Institut Seni Indonesia 1

Sumber : https://www.menpan.go.id/site/berita-foto/pembukaan-festival-nasional-bali-sangga-dwipantara

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menghadiri Wisuda Sarjana dan Pascasarjana XXVI Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sekaligus membuka Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara, secara virtual, Senin (06/09).

Dalam sambutannya, Menteri Tjahjo berharap Bali Sangga Dwipantara menjadi festival yang tidak hanya memamerkan karya seni yang…(Baca Selengkapnya)

Wisuda ke-26 ISI Denpasar, Pembukaan Festival Bali Sangga Dwipantara dan Orasi Goenawan Mohamad

Wisuda ke-26 ISI Denpasar, Pembukaan Festival Bali Sangga Dwipantara dan Orasi Goenawan Mohamad

Dokumentasi dari - Wisuda ke-26 ISI Denpasar, Pembukaan Festival Bali Sangga Dwipantara dan Orasi Goenawan Mohamad

Sumber : https://atnews.id/portal/news/10060

Denpasar (Atnews) – Wisuda Sarjana dan Pascasarjana ke-26 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Senin (6/9), berlangsung istimewa karena dirangkai pembukaan Festival Bali Sangga Dwipantara, menghadirkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) RI Tjahjo Kumolo, Gubernur Bali selaku Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar, Wayan Koster, dan orasi ilmiah oleh Budayawan Goenawan Mohamad. Selain mewisuda 325 Sarjana, Sarjana Terapan, dan Magister Seni, juga menghadirkan keterlibatan Maestro, Seniman, Pekerja Seni, dan Akademisi Indonesia pada pergelaran virtual Umah Bersama Nusantara (Bali-Dwipantara Bhakti). Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Dr. A.A. Gede Rai Remawa menjelaskan peserta wisudawan berjumlah 325, terdiri atas: 176 Sarjana dan Sarjana Terapan Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan predikat terpuji 143 wisudawan; 110 Sarjana Fakultas Seni Pertunjukan dengan 86 predikat terpuji; 39 Magister Seni dengan 33 wisudawan predikat terpuji. “Adapun lulusan terbaik program sarjana diraih…(Baca Selengkapnya)

Festival Seni Bali Jani 2019, ISI Denpasar tampilkan tenun primitif

Festival Seni Bali Jani 2019, ISI Denpasar tampilkan tenun primitif

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/167200/festival-seni-bali-jani-2019-isi-denpasar-tampilkan-tenun-primitif

Denpasar (ANTARA) – Mahasiswa Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia Denpasar akan menampilkan berbagai karya busana yang dipadukan dengan sejumlah corak tenun primitif khas Bali dalam ajang Festival Seni Bali Jani di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar pada Minggu (28/10).

“Peragaan busana yang melibatkan sekitar 30-40 model dari mahasiswa Prodi Desain yang menampilkan karya-karya terbaru, termasuk karya ujian akhir mahasiswa, akan bertajuk Nemu Gelang,” kata Ketua Jurusan Fashion ISI Denpasar, Dr Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, SSn, di Denpasar, Jumat.

Tema tersebut, lanjut dia, menggambarkan sebuah proses kreatif dalam penciptaan karya busana yang berujung pada kesadaran akan pentingnya penggunaan dan pemaknaan “wastra” atau kain Bali sebagai bagian dalam identitas karya.

Sedangkan para desainer yang terlibat selain dirinya juga ada Dr Tjokorda Abinanda Sukawati (Cok Abi), Kadek Wira Dika Saskara, I Gusti Ngurah Krisna Adi, Ni Kadek Yuni Diantari dan Putu Darmara Pradnya Paramita.

Cok Istri Cora menambahkan, adibusana berbasis pada wastra Bali merupakan muara dari proses kreatif seorang desainer. Sejauh ini, pesan yang ingin disampaikan sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali tentang Pemakaian Busana Adat.

“Dunia fashion identik glamour, lihat saja tren penggunaan busana di masyarakat belakangan ini apa yang lagi viral, corak busana , style begitu cepat meluas dan kompak digunakan. Sayangnya penggunaanya banyak yang melanggar secara etika, ini yang harus diberikan pemahaman secara konsisten kepada masyarakat yakni bagaimana berbusana yang baik dan benar sesuai norma yang berlaku,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya mengajak masyarakat agar menumbuhkan pengetahuan berbusana yang beretika, seperti apa busana yang benar dan baik sehingga cocok dikenakan untuk ke pura, atau kegiatan lainnya tanpa menimbulkan efek negatif.

Dalam karya yang akan dipersembahkan nanti, Cok Istri Cora menyebut akan ada pengenalan bahan kain tenun khas Bali Timur, yang sejauh ini banyak orang tidak mengenalnya.

“Jadi ada wastra Bebali namanya Saudan dan Tuu Batu dalam karya adibusana, umurnya ratusan tahun, kami akan perkenalkan corak langka kain khas kita Bali yang punya, nanti kita kenalkan ke publik,” ujarnya.

Menurut dia, kain dengan polanya yang primitif, ketika digunakan dalam karya-karya kekinian jelas hasilnya luar biasa. “Jadi, orang Bali dalam menjalankan upacara Panca Yadnya, melalui napas doa dan harapan masyarakat kita tempo dulu, bisa dilihat dari jenis wastranya, sangat disakralkan, nah ini yang kita coba sedang gali, dimana pengetahuan leluhur kita maha hebat itu mewarisi karya busana yang kita masih bisa lihat hari ini,” katanya.

Cok Istri Cora mengapresiasi kegiatan ajang Festival Seni Bali Jani sebagai wahana anak muda berkarya dan memberikan harapan untuk tumbuh generasi yang produktif dan menghasilkan di masa mendatang.

“Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi kegiatan Festival Seni Bali Jani ini sebagai wadah kreativitas anak muda, para pelajar, mahasiswa menunjukkan kemampuannya dalam menggali karya-karya utamanya di dunia mode atau fashion,” ujarnya.

Untuk diketahui, ajang Seni Bali Jani yang berlangsung dari 26 Oktober-8 November 2019, secara umum akan menampilkan berbagi kegiatan diantaranya Pawimba (Lomba), Adilango (Pergelaran), Aguron-guron (Workshop), Kandarupa (Pameran), Tenten (Pasar Malam Seni), Timbang Rasa (Sarasehan).

Loading...