Program Pengabdian Nawa Citta Swabudaya Institut Seni Indonesia Denpasar di Desa Batur

Program Pengabdian Nawa Citta Swabudaya Institut Seni Indonesia Denpasar di Desa Batur

Tim Pelaksana Program Nata Citta Desa Swabudaya Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Adat Batur Desa Batur Selatan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Institut Seni Indonesia Denpasar Tahun 2023; 1. Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn Ketua Tim juga bertugas dalam bidang Seni Rupa, Desain dan Seni Pertunjukan 2. I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn, anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap 3. Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,,M.Si, anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap 4. Dr. I Wayan Suharta, S.SKar., M.Si, anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap 5. I Nyoman Mariyana, S.Sn., M.Sn, anggota bidang Karawitan Selonding 6. Ketut Heiy Budiyana, A.Md, anggota bidang Video Profile 7. Ida Bagus Candra Yana, S.Sn., M.Sn, anggota bidang Fotografi dan Video Profile 8. Prof. Dr. Ni Made Ruastiti, SST., M.Si, anggota bidang Monografi Desa 9. I Nyoman Payuyasa, S.Pd., M.Pd, anggota bidang Monografi dan Tim Editor 10. Cede Bayu Segara Putra, S.Ds., M.Sn, anggota bidang Layout dan Dokumentasi. 11. Agus Eka Aprianta, S.Kom, anggota bidang Tenaga Kependidikan 12. Ni Wayan Sr i Wahyuni, S.Ds anggota bidang Tenaga Kependidikan.

Pada kesempatan ini, masing-masing tim sesuai dengan tugas di atas melakukan pengabdian di Desa Batur. Di hari pertama, tim diterima di Desa Batur oleh pemuka Desa Batur dan langsung melakukan riset lapangan dengan wawancara serta merekam pertunjukan tari Baris yang ada di Desa Batur. Di bidang tari, Desa Batur memiliki lima jenis tari Baris, diantaranya; Baris Jorjor/ Jojoran, Baris Gede, Baris Bajra, Baris Presi, dan Baris Dapdap (wawancara dengan Pak Ketut Soma/ Penari Baris Bajra dan Pak Kadek Wan/ Penari Baris Dapdap Desa Batur, 4 Pebruari 2022). Baris Dapdap akan direkontruksi kembali oleh Tim ISI Denpasar, sesuai dengan permintaan Jro Gede Batur. Hal tersebut dikarenakan, tari baris ini telah mulai mengalamai “krisis penari” terkait
berkembangnya mitos, “kalau menari Baris Dapdap, akan cepat tua”. Sujatinya tidak demikian. Anggapan atau mitos tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan hasil data lapangan yang didapat, bahwa seorang penari Baris Dapdap tidak hanya menari saja. Ada tembang/Wirama khusus yang mereka harus pelajari dan hafalkan. Mungkin karena sulit mereka menghafal tembangnya, ada anggapan seperti di atas. Kalau dikaji secara menadalam, pasti pesan dan makna yang ingin disampaikan dalam sastra Wirama tersebut. Disini diperlukan metode atau stategi untuk memberikan pemahaman guna pemertahanan tari Baris Dapdap ini sebagai kearifan lokal yang harus dijaga kepewarisannya. Apalagi ini juga terkait dengan aspek ritus yang berlangsung dan harus tetap ada dalam pelaksanaan ritualnya.

Gambar 1. Pak Ketut Soma/ Penari Baris Bajra Kiri) dan Pak Kadek Wan/ Penari Baris Dadap (Kanan) Dokumentasi, Tim NCS Desa Batur, Tahun 2023

Gambar 2. Wawancara dengan salah satu penari Baris Dapdap Desa Batur Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Gambar 3. Wawancara Tim Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,,M.Si, dengan Jro Gede Batur terkait keberadaan 11 sumber mata air yang ada di Batur yang menjadi kajian dalam proses penciptaan Tari Maskot Desa Batur. Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Gambar 4. Tari Baris Presi, Bersejata Tameng. Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023 Tari Baris Dapdap Desa Batur Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Gambar 9. Gamelan Gong Gede Batur Sebagai Iringan Tari Baris Desa Batur

Foto Bersama Tim Pengabdian NCS ISI Denpasar di Desa Batur Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Nata Cita Swabudaya ISI Denpasar Di Buleleng

Nata Cita Swabudaya ISI Denpasar Di Buleleng

Foto 1. Tim Nata Cita Swabudaya ISI Denpasar di Buleleng
Sumber: Indira, 2023

Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) sebagai kampus seni yang memiliki visi “Menjadi Pusat Unggulan Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal” terus berupaya mengembangkan kesenian, khususnya di Bali. Sebagai salah satu wujud misi yang dilaksanakan oleh ISI Denpasar adalah kegiatan Nata Cita Swabudaya (NCS). NCS merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh ISI Denpasar berkolaborasi dengan Desa/Desa adatmitra terpilih melalui proses seleksi. Tahun 2023, NCS berpusat di empat Desa, salah satunya adalah Desa Tirta Sari Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Desa Tirta Sari menjadi salah satu desa mitra dalam pelaksanaan NCS.

Pelaksanaan NCS di Desa Tirta Sari difokuskan pada luaran yang menjadi tujuan pelaksanaan program. Target luaran kegiatan ini adalah: Tari maskot dengan iringan tabuh, Buku monografi berisi potensi desa dengan kehidupan masyarakatnya, video profil, branding desa sebagai media promosi potensi desa yang terdapat di Desa Tirta Sari. Program NCS Desa Tirta Sari dirancang selama tiga bulan terhitung mulai bulan Februari-April 2023. Pelaksanaan NCS di Desa Tirta Sari diawali dari audensi oleh tim internal LP2MPP ISI Denpasar pada tanggal 4 Februari 2023. Audensi bertujuan untuk memaparkan kepada kepala Desa dan aparat terkait yang hadir mengenai program pelaksanaan NCS, kesepakatan jadwal pelaksanaan kegiatan dan luaran dari NCS.

Foto 2. Rapat Pertemuan Tim Nata Cita Swabudaya ISI Denpasar bersama Mitra, Masyarakat Desa Tirta Sari, Buleleng.
Sumber: Indira, 2023

Rangkaian acara NCS di Tirta Sari terdiri dari beberapa tahapan. Tahap awal kegiatan NCS di desa ini diawali dari matur piuning di Pura Puseh Desa setempat sekaligus pembukaan kegiatan yang dilaksanakan tanggal 11 Februari 2023. Pembukaan NCS Desa Tirta Sari dibuka oleh Ketua tim pelaksana NCS Desa Tirta Sari (Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,M.Sn) bersama Bapak perbekel Desa Tirta Sari (I Gede Riasa) dengan dihadiri oleh seluruh masyarakat dan tim NCS Desa Tirta Sari ISI Denpasar. Tim NCS Desa Tirta Sari terdiri dari 12 orang berasal dari dosen dan tendik di lingkungan ISI Denpasar. Masing-masing tim memiliki tugas pokok dan fungsi berbeda-beda guna mencapai luaran dari program NCS, dua belas tim tersebut terdiri dari Ni Wayan Suartini, S.Sn.,M.Sn dan Dr. I Made Kartawan, S.Sn.,M.Sn sebagai tim tari maskot. Ida Bagus Hari Kayana Putra, S.Kom.,M.Sn, Wahyu Indira, S.Sn.,M.Sn sebagai tim Vidio Profil. Gede Lingga Ananta Kesuma Putra, S.Sn.,M.Sn tim Branding, Prof Dr. Drs. I Wayan Mudra, M.Sn, Ni Ketut Pande Sarjani, S.Sn.,M.Sn, Ni Putu Tisna Andayani, S.S.,M.Hum sebagai tim buku monografi, I Gede Agus Indram Bayu Artha, S.Sn.,M.Sn selaku tim layout buku monografi dan dokumentasi. I Putu Agus Junianto, ST dan Badia Raja Simbolon, AMd.Kom tim bidang tenaga kependidikan. Tahapan berikutnya adalah mengumpulkan data sebagai materi penyusunan program, metode pelaksanaan dilakukan dengan wawancara dan survey lapangan. 

NCS Dilaksanakan dengan terjun langsung ke lapangan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tim. Program NCS sangat bermanfaat bagi masyarakat desa karena turut membantu memperkenalkan potensi Desa khusunya seni budaya kepada masyarakat luas. Manfaat untuk ISI Denpasar melalui kegiatan NCS dapat menjalin kerjasama berkelanjutan bidang seni dan pembangunan ekosistem kesenian. Ketua Panitia NCS, Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,M.Sn berharap program NCS dapat berjalan lancar dan luaran kegiatan tercapai tepat waktu. 

(Nuriarta).

Loading...