Masyarakat Antusias Hadiri Pesta Kesenian Mahasiswa

Masyarakat Antusias Hadiri Pesta Kesenian Mahasiswa

 Sejumlah warga Denpasar antusias datang dan menghadiri pembukaan event Pesta Kesenian Mahasiswa bertajuk ‘Kita Lo Gini #4) yang dilangsungkan di Gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Pesta Kesenian Mahasiswa ini diadakan oleh senat mahasiswa. Event Kita Lo Gini #4 diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2018. Beberapa stand hasil olah kreativitas mahasiswa dan stand kuliner disediakan, yang penempatannya berjajar apik sepanjang jalan yang dilalui pengunjung, sebelum menuju lokasi pertunjukan di panggung terbuka.

Sementara itu, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dr I Nengah Sudika Negara. Secara khusus pada acara pembukaan Pesta Kesenian Mahasiswa ini, maka Sudika Negara mengatakan bahwa Rektor ISI melalui Wakil Rektor I telah menyampaikan pesan bahwa mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan wadah untuk menampilkan kreavivitas mahasiswa.

“Dalam proses belajrar mengajar, telah jelas diketahui bahwa pengetahuan tidak hanya didapatkan di bangku kuliah. Mahasiswa tidak hanya kuliah untuk dapat teori dan tugas-tugas dari para dosen, tetapi juga harus mendapatkan pengetahun dari luar kampus. Salah satunya dalam bentuk kegiatan siswa seperti yang berlangsung kali ini, yaitu Kita Lo Gini yang keempat,” ujar Sudika Negara.

Wakil Dekan ini menyatakan, ketika dahulu diadakan yang pertama tahun 2015 lalu, maka para dosen belum memahami apa itu Kita Lo Gini. Setelah datang dan melihat, baru para dosen tahu kalau Kita Lo Gini adalah ajang kreativitas mahasiswa ISI Denpasar. Yang di dalamnya terdapat berbagai kreativitas dari hasil persaingan antara mahasiswa, jurusan, dan fakultas

“Dari persaingan itu, menghasilkan kreativitas baru yang terupdate di dunia seni. Kemudian dari persaingan itu, kita dapat bersaing baik di kancah lokal, nasional dan internasional. Hal ini sesuai dengan visi dan misi ISI Denpasar, yaitu dapat bersaing dan berperan dalam persaingan global,” katanya.

Novia Puspita Riza Arifin selaku Ketua Panitia ‘Kita Lo Gini #4’ melaporkan, kegiatan ini merupakan event tahunan berupa pesta kesenian terbesar di ISI Denpasar dengan format festival. Pesta kesenian ini dieselenggarakan Senat Mahasiswa ISI Denpasar dengan merangkul seluruh himpunan mahasiswa jurusan yang ada di lingkungan ISI Denpasar.

“Kali ini merupakan Pesta Kesenian Mahasiwa yang keempat, setelah diselenggarakan tahun 2015. Tahun ini mengangkat tema ‘Kolaborasa’ yang merupakan kepanjangan dari ‘koloborasi rasa’ dengan tagline ‘rasa dalam warna’. Dalam mengimplementasikan tema ini, setiap mahasiswa ditantang untuk mengekspresikan rasa dalam sebuah karya,” kata Novia.

Dalam prosesnya, lanjut mahasiswi jurusan film dan televisi ini, panitia telah terbentuk sejak April 2018. Terdiri dari mahasiswa seluruh jurusan di ISI Denpasar, yang telah mendaftarkan diri terlebih dahulu. Dan untuk menuju acara puncak pada Jumat (12/10/2018) ini, maka panitia telah melakukan promosi Kita Lo Gini (KLG) dengan dua tahap, yaitu pra KLG part 1 dan pra KLG part 2.

Pada part 1, panitia telah menyelenggarakan lomba mural dan dance yang menyasar pada masyarakat umum. Event ini membuahkan karya mural yang telah dipamerkan di pintu masuk acara. Pada bagian part 2 dilakukan di Renon, bertepatan kegiatan ‘car free day’, dengan melakukan promosi, musik, serta belajar mewarnai untuk anak. Dengan cara promosi ini, maka masyarakat umum diharapkan hadir pada event ini dan misi untuk mempromosikan ISI Denpasar dapat tercapai.

“Tinggi harapan kami bahwa acara ini selalui menunjukkan eksistensi masing-masing jurusan di ISI Denpasar, dan semoga dalam proses berkarya maka interaksi antarmahasiswa di lingkungan ISI Denpasar jadi semakin intens. Juga semoga acara ini menjadi ajang menjalin keakraban yang tidak dapat didapatkan di perkuliahan. Akhir kata, besar harapan acara ini dapat terselenggara dengan baik dan menjadi event yang menyatukan seluruh mahasiswa ISI Denpasar,” ucap Novia.

Sementara itu, sebelumnya Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE, MM menjelaskan kalau acara Pesta Kesenian Mahasiswa ini memang biasanya selalu mendapat sambutan meriah, baik dari mahasiswa maupun masyarakat umum yang tertarik dengan dinamika karya seni.

Beragam pertunjukan mewarnai Pesta Kesenian Mahasiswa ini, serta menghadirkan bintang tamu untuk menghibur masyarakat dan mahasiswa yang datang. Sebagai pertunjukan perdana, ada peragaan busana atau fashion show, di mana desainernya ialah mahasiswa ISI Denpasar, yang hasil karyanya tidak kalah dengan deretan desainer kondang lainnya di Bali. 

Joged Pingitan Desa Pengosekan Direkonstruksi

Joged Pingitan Desa Pengosekan Direkonstruksi

Joged Pingitan Desa Pengosekan Direkonstruksi.

Komitmen ISI Denpasar Selamatkan Tradisi Langka 

Koordinator Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat LP2MPP Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr. I Ketut Muka P. M.Si., mengatakan, pihaknya tengah melakukan upaya rekonstruksi terhadap kesenian yang hampir punah yakni Joged Pingitan di Desa Pengosekan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Kegiatan rekonstrsuksi dimulai sejak Maret dan ditargetkan rampung Agustus 2018.

ISI Denpasar, kata Muka, ikut terlibat dalam pelestarian dan pemajuan kesenian Bali. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah melakukan rekonstruksi kesenian langka atau yang hampir punah yang ada di masyarakat. Untuk Joget Pingitan yang menjadi obyek rekonstruksi adalah tari, tabuh dan kostum, dengan menggunakan metode observasi, ceramah, diskusi, pelatihan, pementasan, selanjutnya tahap evaluasi, dan dokumentasi.

“Merupakan kewajiban ISI Denpasar merekonsstruksi seni pertunjukan tradisi seperti ini agar tidak terlanjur punah,” kata Muka di sela pembukaan rekonstruksi di Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud, Jumat (11/5) lalu. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengabmas) ini, diharapkan para dosen, mahasiswa, alumni dan tokoh seni dapat membantu masyarakat melakukan rekonstrsuksi seni pertujukan tradisi, sekaligus melakukan penelitian yang selanjutnya dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar di kampus.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum memaparkan, rekonstruksi adalah program unggulan lembaga yang dipimpinnya. Setiap tahun, ia mengaku berusaha menyelenggarakan rekonstruksi di sejumlah daerah di Bali yang bertujuan untuk mengimbangi semaraknya lahirnya garapan baru.

“Garapan baru sangat marak. Ada yang sudah yang bisa dinikmati, namun parahnya banyak juga yang arahnya tidak jelas,” kata Arya. Untuk itu, perlu dilakukan penggalian dan pelestarian (rekonstruksi) terhadap kesenian yang hampir punah. Jika sudah terlanjur punah, diakui sangat susah untuk merekonstruksi kembali. “Daya ingat para sesepuh, akan kami padukan dengan kemampuan dosen untuk merekonstruksi. Kalau tiang baca di Lontar Tutur Catur Muni-muni, Joged Pingitan ini salah satu kesenian istana, selaini Semar Pegulingan, Pelegongan, dan bebarongan,” imbuh dia didampingi Humas I Gede Eko Jaya Utama, SE., MM. 

Kadis Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Gusti Ngurah Wijana mengaku menyambut baik kegiatan yang dimotori LP2MPP ISI Denpasar tersebut. menurutnya, di sejumlah desa di Gianyar juga memiliki joged serupa, namun pihaknya mengarahkan rekonstruksi di Pengosekan didasari atas nilai kesakralan. “Kami dengar di Desa Payangan juga ada (Joget Pingitan) tapi kami pilih di Pura Taman Limut, Duwen Ida Betrara iriki,” katanya sembari mengucapkan terimakasih atas komitmen ISI Denpasar dalam upaya pelestarian. 

Hal senada disampaikan Kelian Pemaksan Pura Taman Limut I Nyoman Narda. Selaku ‘tuan rumah’ pihaknya siap membantu, mendukung dan memfasilitasi segala hal yang diperlukan selama proses rekonstruksi berlangsung hingga masuk ke tahap akhir. 

Menurutnya, menjaga tradisi warisan leluhur yang sakral adalah suatu kewajiban bersama. Ia pun mengajak seluruh pihak untuk berdoa supaya segala tujuan dilancarkan oleh Ida Sesuhunan. “Pinaka krama titiang ngaturang suksesmaning manah. Domogi Joged Pingitan Duwen Ida Betara iriki nenten punah. (Selaku warga saya mengucapkan terimakasih. Semoga Joged Pingitan yang sakral ini tidak punah),” pungkas Narda.

Sutirtha Garap Ekspresi Sebagai Tarian

Sutirtha Garap Ekspresi Sebagai Tarian

Tari berjudul Tangkep

Tari berjudul Tangkep

Kiriman: I Putu Ajus Citra Cahyadi, C.Ajeng Rona Yulintang, Prashinta D.S Khaffila, Wina Ferninaindis (Mahasiswa Jurusan Tv dan Film ISI Denpasar).

Denpasar- I Wayan Sutirtha S.Sn.,M.Sn merupakan salah satu dosen dari Jurusan Tari ISI Denpasar yang terlibat dalam Acara Art Summit yang diselenggarakan pada Selasa (8/10) di ISI Denpasar. Dalam pagelaran tersebut Bapak Sutirtha lebih menonjolkan Tarian Kontenporer yang bertemakan “Tangkep”. Tangkep sendiri merupakan kata dari Bahasa Bali yang memiliki arti “Ekspresi”, dalam garapan tersebut beliau lebih mengutamakan Ekspresi wajah si penari itu sendiri, ekspresi wajah tersebut beliau ambil dari tarian Bali pada umumnya, yang kemudian beliau kembangkan sehingga menghasilkan sebuah karya yang luar biasa dengan tema yang sangat sederhana. Beliau hanya membutuhkan waktu satu hari untuk merenungkan garapannya tersebut, memang waktu yang sangat singkat jika dilihat dengan hasil yang begitu sempurna,walaupun beliau dapat mengkonsep garapan dengan singkat, beliau juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproses garapan itu, kurang lebih 1,5 bulan agar garapan tersebut bisa ditampilkan pada acara Art Summit.

Sutirtha

Sutirtha

Beberapa tahun ini beliau dikenal sebagai sosok yang banyak sekali memiliki karya seni tari kreasi. Karya tari kreasinya memiliki ciri yang khas, yaitu dalam setiap pagelarannya, memiliki adegan akrobatik. Belakangan ini, akrobatik belum banyak dipakai dalam penggarapan sebuah tari kreasi Bali. Dan beberapa kali menggarap kontemporer. Beberapa karyanya adalah, Tari Amerta Mahosadi, sebagai tari kebesaran POLTEKES tahun 2012. Lalu, menggarap tari kontemporer Tabuh Rah, yang berjudul antara Ritual dan Judi yang juga akan beliau jadikan sebagai bahan thesis.
Sampai tahun ini Bapak Wayan Sutirtha belum banyak menelurkan karya kontemporer. Tetapi beliau memiliki misi untuk menggarap sebuah karya bertema permainan untuk mengenalkan akar budaya Bali kepada anak-anak usia dini. Hal ini akan memotivasi masyarakat juga, untuk mengenal budaya tari dan melestarikannya. Sehingga masyarakat luas akan semakin mencintai budaya Bali beserta seluruh komponen lembaga dan organisasinya. Demikian tanggapan Bapak Sutirtha saat diwawncaridi tengah kesibukannya menggarap kontemporer, “Itu juga sebuah langkah awal, semoga ISI (Institut Seni Indonesia) semakin dicintai orang kedepannya’ ungkap Sutirtha.

Pembukaan Art Summit Indonesia 2013 Digelar di ISI Denpasar

Pembukaan Art Summit Indonesia 2013 Digelar di ISI Denpasar

Rektor ISI Denpasar (kanan) memberi kenang-kenangan kepada Menteri Parekraf (kiri)

Rektor ISI Denpasar (kanan) memberi kenang-kenangan kepada Menteri Parekraf (kiri)

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS. TV dan Film).

Denpasar- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia setiap tahun menggelar festival dan seminar internasional pada pertunjukan seni  kontemporer yang bertajuk Art Summit Indonesia (ASI). Tahun 2013 ini  ASI VII diadakan di empat tempat berbeda yaitu Bali, Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Pembukaan Art Summit yang ke-7 berlangsung secara spektakuler di Bali, tepatnya di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar pukul 19.00 wita malam kemarin (8/10). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu juga hadir sekaligus membuka Art Summit Indonesia 2013 ini.

Dalam sambutannya Mari mengatakan, kegiatan seperti itu akan meningkatkan apresiasi dan kreativitas seni kontemporer. “Penyelenggaraan ASI kali ini diadakan di beberapa kampus seni yang ada di Indonesia, dengan tujuan memberi peluang kepada seniman khususnya para pendidik seni untuk menunjukkan kreativitas seni kontemporernya” ungkapnya. Marie menambahkan dengan melihat karya seniman pertunjukkan dunia, maka ada proses pembelajaran yang bisa dikembangkan menjadi suatu pertunjukkan yang lebih memiliki nilai artistik.

ISI Denpasar sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan ASI ini mampu menata suasana kampus menjadi indah dengan nuansa garden party. Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum dalam opening remak menyambut baik penyelenggaraan ASI Indonesia diselenggarakan di ISI Denpasar. “Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan ISI Denpasar dalam penyelenggaraan ASI Indonesia” ungkap Dr. Arya. Pihaknya menambahkan bahwa gelaran yang dilaksanakan di empat kota ini sangat baik, selain memberi ruang bagi seni pertunjukkan di tanah air, juga mampu menunjukkan eksistensi seni kontemporer Indonesia dalam kancah internasional.

Foto bersama seniman usai pementasan

Foto bersama seniman usai pementasan

Suasana perhelatan yang mengambil tema : “Contemporary Art and the Making of list Market” semakin meriah karena partisipasi penonton cukup tinggi, serta hampir semua audiens mengenakan pakaian batik cirikhas bangsa Indonesia, termasuk Ibu menteri dan undangan lainnya.

Acara pembukaan dikaitkan momentum dengan penyelenggara APEC di Bali yang dihadiri para kepala negara kawasan Asia Pasifik. Dalam kegiatan itu ditampilkan, lima karya tari dan musik kontemporer. Tiga karya seni seniman ISI Denpasar yakni “Tangkep” karya Wayan Sutirtha (koreogtrafer) dan Nyoman Kariasa (Komponis). Juga “Ku Tak Sabar” karya Gus Teja dan “Jay Sita” karya Gede Oka Suryawan yang seorang koreografer, dengan iringan musik oleh I Gede Mawan.

ASI juga menghadirkan mitra dari luar yaitu turut tampil Ensamble Reconsil Vienna (Austria), Arco Renz (Belgia), Solid States (Jerman), Bulssang (Korean National Contempany- Korea Selatan), Smashed Gandini Junggling (United Kongdom). Diketahui, ajang tahunan Art Summit Indonesia (ASI) ini selalu mengundang mitra dari dalam dan luar negeri sekaligus media untuk saling memberikan pemahaman dan komunikasi antar pelaku seni pertunjukkan.

Loading...