Rangkaian Kegiatan Pemenang Hibah Penelitian, LP2M ISI Denpasar Mengadakan Gelar Seni Penciptaan

Rangkaian Kegiatan Pemenang Hibah Penelitian, LP2M ISI Denpasar Mengadakan Gelar Seni Penciptaan

Karya tari berjudul Aguru

Karya tari berjudul Aguru

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS. Tv dan Film).

Denpasar- Setelah sebelumnya LP2M ISI Denpasar menggelar pameran dan seminar sebagai rangkaian dari kegiatan pemenang hibah penelitian tahun 2013, pada tanggal 26 November 2013, kembali dilaksanakan gelar seni pertunjukan hasil penciptaan pemenang hibah. Kegiatan berlangsung malam hari bertemapat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar dan di jaba pura Padma Nareswara ISI Denpasar. Dalam gelar seni ditampilkan 3 karya yang dihadiri Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum, didampingi PR III, PR IV, Dekan FSP, Dekan FSRD beserta jajarannya. Panitia yang awalnya khawatir dengan minimnya penonton tapi ternyata ketika paagelaran seni dimulai, cukup banyak penonton yang hadir baik dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum.

Pagelaran seni diawali dengan karya berjudul ‘Aguru’ dengan koreografer I Wayan Sutirtha, S.Sn., M.Sn., komposer I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn, Penari Dewa Selamet Raharja dan Ni Luh Gede Wahyu Satyaningrum serta didukung oleh penabuh dari mahasiswa semester V Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Karya tari yang berdurasi sekitar 15 menit ini menceritakan tentang kasih antara guru dan bakti murid. Hubungan ini merupakan timbal balik yang telah memuliakan keluhuran seni tari di Bali. Penari Dewa Selamet Raharja yang berperan sebagai guru merasa terpanggil menularkan ilmunya kepada muridnya. Dan muridnya yang dibawakan oleh penari belia bernama Ni Luh Gede Wahyu Styaningrum pun tergugah mewarisi dan melestarikan keindahan seni tari yang berlangsung secara personal-komunal. Dalam tarian dipertontonkan bagaimana kontak fisik dan dialog batin antara guru dan murid digambarkan secara harmoni. Pesan yang ingin disampaikan adalah sudah sepatutnya generasi muda sebagai penerus bangsa melestarikan seni Bali khususnya seni tari Bali.

Karya tari berjudul Ben..ca..na

Karya tari berjudul Ben..ca..na

Dilanjutkan kemudian dengan karya kedua berjudul Ben…ca…na. Karya tari ini merupakan hasil karya dari koreografer I Ketut Sutapa, S.ST.,M.Sn, komposer I Kadek Juliantara dengan melibatkan penari dari mahasiswa Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar. Karya tari yang cukupĀ  lama mencuri perhatian yaitu sekitar 25 menit mengisahkan bagaiman warna-warni dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Bagi pencipta badai dalam rumah tangga memang selalu ada dan merupakan proses manusiawi dalam memahami harmonisasi kehidupan. Jika perasaan selaras maka terjadilah harmonisasi, jika tidak maka akan terjadi disharmoni. Sehingga jika emosi menyelimuti, maka kebijaksanaan akan sirna yang melahirkan KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga). Pencipta melibatkan sekitar 15 penari dengan menggunakan berbagai properti untuk mendukung pementasan.

Teater pakeliran berjudul Puyung Bolong Telah Hilang

Teater pakeliran berjudul Puyung Bolong Telah Hilang

Sementara pementasan ketiga berlangsung di Pura Nareswara ISI Denpasar. teater pakeliran berjudul Puyung Bolong Telah Hilang karya I Gusti Putu Sudarta, S.SP., M.Sn yang melibatkan koreografer Putu Gede Arsa Wijaya dan penari dari mahasiswa Jurusan Tari ISI Denpasar serta penabuh dari Sanggar Paripurna Bona Gianyar. Karya pedalangan yang berdurasi sekitar 90 menit ini menekankan pada penggarapan tembang/ kidung, terinspirasi dari geguritan Sucita-Subudi karangan Almarhum Ida Ketut Jelantik. Karya sastra dalam gaya bahasanya sangat indah dan memakai kaidah-kaidah alamkara, mengekplorasikan buah pikiran melalui bahasa musikal. Tembang dan kidung digarap dalam melodi baru berlaras selsndro dan pelog, dengan penggarapan ruang yang dinamis. Karya ini termasuk sangat unik karena seorang penari bisa merangkap sebagai penembang, atau pun musisi. Sebaliknya musisi dan dalang bisa merangkap sebagai penari. Semua elemen teater digarap sedemikian rupa sehingga menjadi sajian dramatic art yang menyajikan sentuhan baru.

Pada kesempatan tersebut Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya dan undangan lainnya mengikuti seluruh pagelaran hingga akhir dan sempat berfoto bersama para pencipta dan pendukung karya.

Loading...