Diseminasi Karya Mahasiswa Darmasiswa RI ISI Denpasar

Diseminasi Karya Mahasiswa Darmasiswa RI ISI Denpasar

Unjuk Kreativitas Mahasiswa Mancanegara

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama mahasiswa Darmasiswa dalam kegiatan Diseminasi Karya Mahasiswa Darmasiswa ISI Denpasar di Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Rabu (31/1).

MAHASISWA Darmasiswa RI Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) menampilkan karya hasil pembelajaran dalam Diseminasi Karya Mahasiswa Darmasiswa ISI Denpasar Tahun Akademik 2023/2024. Diseminasi bertajuk “Manawa-Manah-Manu” diselenggarakan di Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Rabu, 31 Januari 2024. Kegiatan diseminasi merupakan keberlanjutan dari program pembelajaran Bali Nata Bhuwana Plus.

Diseminasi yang dikemas dalam pameran dan pertunjukan seni ini diikuti oleh 11 mahasiswa Darmasiswa yang telah mengikuti perkuliahan di ISI Denpasar selama satu semester. Tahun Akademik 2023/2024, ISI Denpasar menerima mahasiswa Program Darmasiswa RI dari sembilan negara. Masing-masing satu mahasiswa asal Polandia, Armenia, Yordania, Spanyol, Ukraina, Slovakia, Austria, Belarus, dan tiga mahasiswa asal India. Mahasiswa mancanegara ini mengikuti perkuliahan bersama mahasiswa reguler ISI Denpasar di program studi yang berbeda-beda.

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana meninjau karya seni mahasiswa Darmasiswa di Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Rabu (31/1).

Koordinator Urusan Internasional ISI Denpasar sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Diseminasi “Manawa-Manah-Manu” mengungkapkan, mahasiswa Darmasiswa menyuguhkan belasan karya seni lukis dalam pameran ini. Selain mahasiswa Darmasiswa, seorang mahasiswa Global-Bali Arts Short Course, Artemi Lykou turut menyajikan karya lukisnya.

“Ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa Darmasiswa ISI Denpasar untuk menunjukkan karya seni mereka ke hadapan publik setelah menjalani satu semester pembelajaran di lingkungan kreatif ISI Denpasar,” ujar Dosen Bahasa Inggris ini

Foto: Mariia Handzel dan Florentina Gonzales, mahasiswa Darmasiswa ISI Denpasar menampilkan pertunjukan tari kontemporer, Rabu (31/1).

Selain pameran seni lukis, mahasiswa Darmasiswa juga menyuguhkan sejumlah pertunjukan seni. Pertunjukan dimaksud, yakni pementasan dua tari kontemporer oleh Mariia Handzel dan Florentina Gonzales bersama mahasiswa Darmasiswa Universitas Udayana, Nanoko Fujimura. Rajeev Kumar, mahasiswa Darmasiswa asal India mempertunjukan kemampuannya dalam bermain Tabla (alat music tradisional India).

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengungkapkan rasa bangga atas antusias mahasiswa mancanegara ini dalam mendiseminasikan karya-karya hasil pembelajaran di ISI Denpasar. Prof. Kun menyoroti pentingnya kolaborasi antarbangsa dalam meresapi dan mengapresiasi keberagaman seni, mengakui bahwa pencapaian tersebut adalah hasil dari kerjasama erat dan saling pengertian antara mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya

“Saya sangat mengapresiasi semangat dan dedikasi mahasiswa Darmasiswa dalam menyajikan karya seni terbaik. Hal ini merupakan bukti dari kerjasama lintas budaya yang erat di lingkungan kampus ISI Denpasar,” tutur Guru Besar Sejarah Seni ini.

Prof. Kun berharap pada semester mendatang, mahasiswa Darmasiswa dapat menciptakan karya-karya yang lebih memukau.  ISI Denpasar berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan bakat dan potensi kreatif mahasiswa, sekaligus mendorong mereka untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik.

Diseminasi “Manawa-Manah-Manu” disemarakkan dengan kegiatan Dialog Budaya. Diskusi yang dimoderatori Ni Putu Tisna Andayani, S.S., M.Hum menjadi platform interaktif yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berbagi pengalaman mereka selama mengikuti perkuliahan di ISI Denpasar.

Foto: Mariia Handzel bersama mahasiswa Darmasiswa Universitas Udayana, Nanoko Fujimura menampilkan pertunjukan tari kontemporer, Rabu (31/1).

Mahasiswa Darmasiswa asal India, Rajeev Kumar menceritakan pengalamannya selama mengikuti perkuliahan di ISI Denpasar. Dia menuturkan pada awal kedatangannya di ISI Denpasar, dia mengalami sejumlah kendala karena dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Namun dia amat bersyukur dapat menyelesaikan semester pertama ini dengan baik. “We finish this first semester with wonderful moments. We had dance performances and displayed our paintings (Kami menyelesaikan semester pertama ini dengan momen-momen yang luar biasa. Kami mengadakan pertunjukan tari dan memamerkan lukisan kami)” ujar Darmasiswa Prodi Karawitan ini.

Rajeev mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan seni Bali. Mempelajari kesenian Bali, khususnya karawitan merupakan pengalaman yang luar biasa. Sebagai seorang pemula dalam belajar karawitan, Rajeev terpesona oleh kompleksitas musik tradisional Bali yang membuatnya terhubung dengan warisan seni tradisional penuh makna. “Bali’s art is truly captivating and inspiring (kesenian Bali begitu memukau dan menginspirasi),” ujarnya.

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama mahasiswa Darmasiswa dalam kegiatan Diseminasi Karya Mahasiswa Darmasiswa ISI Denpasar, Rabu (31/1).

Sebagai informasi, Program Darmasiswa RI merupakan beasiswa non-gelar yang ditawarkan kepada seluruh mahasiswa asing dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa, seni dan budaya. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Program Darmasiswa RI bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan minat terhadap bahasa dan budaya Indonesia di kalangan pemuda negara lain. (ISIDps/Humas-RT)

Rektor ISI Denpasar Sambut 11 Mahasiswa Program Darmasiswa dari Mancanegara

Rektor ISI Denpasar Sambut 11 Mahasiswa Program Darmasiswa dari Mancanegara

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn. beserta jajaran menyambut kedatangan sebelas mahasiswa peserta Program Darmasiswa di Ruang Lounge Rektorat ISI Denpasar, Kamis, (31/8). Program Darmasiswa kembali terselenggara setelah vakum tahun 2020-2022 akibat wabah COVID-19.

Program Darmasiswa merupakan beasiswa non-gelar yang ditawarkan kepada seluruh mahasiswa asing dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa, seni dan budaya. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Tujuan utama Program Darmasiswa adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan minat terhadap bahasa dan budaya Indonesia di kalangan pemuda negara lain. Pada tahun akademik 2023/2024, ISI Denpasar menerima mahasiswa Program Darmasiswa dari sembilan negara berbeda, yakni mahasiswa asal Polandia, Armenia, Yordania, Spanyol, Ukraina, Slovakia, Austria, Belarus dan tiga mahasiswa asal India. Mahasiswa tersebut akan mengikuti perkuliahan bersama mahasiswa ISI Denpasar selama dua semester (12 bulan) di program studi yang berbeda-beda.

Rektor ISI Denpasar menyambut hangat kedatangan mahasiswa Darmasiswa. Beliau meyakini kehadiran mahasiswa ke ISI Denpasar merupakan hasil dari karma baik kedua belah pikah dan didasari oleh tujuan yang mulia. Melalui program ini beliau berharap mahasiswa bisa memperkenalkan kebudayaan Bali dan ISI Denpasar kepada khalayak di negara asal masing-masing. Besar harapan untuk dapat bersama membangun ISI Denpasar menjadi institusi yang lebih bereputasi.

Selain itu, Rektor ISI Denpasar juga memperkenalkan pejabat-pejabat di lingkungan ISI Denpasar yang hadir pada jamuan tersebut, yakni Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Drs. Anak Agung Gde Rai Remawa, M.Sn, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr. Drs. I Ketut Muka, M.Si, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum, Kepala Biro Umum dan Keuangan Dr. I Gusti Ngurah Sudibya, SST., M.Sn, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama Dr. I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. I Ketut Garwa, S.Sn.,M.Sn., Dekan Fakultas Fakultas Seni Rupa dan Desain Dr. A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si, Koordinator Pusat Urusan Internasional Ni Putu Tisna Andayani, S.S., M.Hum, Ketua Senat ISI Denpasar Dr. Ni Kadek Arsiniwati, SST.,M.Si, dan Ketua SPI I Made Jodog, M.FA. Dilanjutkan dengan pemaparan kurikulum pembelajaran yang ada di ISI Denpasar oleh Rektor ISI Denpasar.

Dalam kesempatan yang sama, mahasiswa Darmasiswa menyampaikan rasa syukur berkesempatan untuk mengikuti pembelajaran di ISI Denpasar. Mereka menyatakan amat tertarik untuk mempelajari program-program yang ada di ISI Denpasar, utamanya seni tradisi khas Bali. Selanjutnya, mahasiswa Darmasiswa akan menjalankan masa orientasi selama sepekan untuk menganal lingkungan kampus ISI Denpasar. Mahasiswa juga akan mengikuti kelas khusus untuk belajar Bahasa Indonesia sebagai persiapan untuk mengikuti pembelajaran di program studi masing-masing. Rara-Humas

ISI Denpasar Dilirik Sebagai Mitra Kerja Dalam Join Working Group, Corporation on Higher Education of Indonesia – France

ISI Denpasar Dilirik Sebagai Mitra Kerja Dalam Join Working Group, Corporation on Higher Education of Indonesia – France

LIM_8988

Denpasar- ISI Denpasar sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang memiliki visi go internasional kini tengah dilirik oleh Perguruan Tinggi Perancis sebagai mitra untuk mengadakan kerjasama akademik antar dua negara. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Philippe Zeller ke ISI Denpasar (13 Novermber 2009) pada siang hari. Kunjungan duta besar Perancis ini merupakan rangkaian dari acara Join Working Group, Coorporation on Higher Education of Indonesia – Frence, yaitu pertemuan dua negara (Indonesia-Perancis) untuk membahas kerjasama yang memungkinkan untuk dilaksanakan dalam bidang akademik antara PT di Indonesia dengan PT di Perancis. Rangkaian acara tersebut terdapat acara cultural dinner di ISI Denpasar, yang berlangsung 13 November 2009 pada malam hari. Namun karena ketertarikannya dengan ISI Denpasar, Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Philippe Zeller berkunjung ke ISI Denpasar lebih awal dari jadwal yang disediakan. Kedatangan Philippe diambut oleh Rektor ISI Denpasar, para pejabat structural, serta para dosen ISI Denpasar. Dalam kunjungan yang cukup singkat Philippe berkesempatan bertukar pikiran dan cerita dengan salah satu dosen ISI Denpasar I Nyoman Kariasa, S.Sn yang baru-baru ini bertolak ke Perancis sebagai instruktur gamelan di KBRI Paris.

Ditemui usai melakukan inspeksi ke tempat pameran seni rupa dan desain, Dubes Perancis Philippe merasa sangat terkesan sekali dengan ISI Denpasar. Pikahnya mengungkapkan bahwa apa yang dia lihat di ISI Denpasar adalah lebih dari yang dia harapkan dan bayangkan. Sebagai Dubes Perancis dirinya akan lebih mempromosikan ISI Denpasar di Perancis, mengingat Pernacis dan Bali memiliki tradisi budaya yang kuat. Sehingga banyak bidang seni yang memungkinkan untuk dijalin kerjasamanya, diantaranya seni rupa, patung, kriya, photografi, dll. Dan program akademik yang dapat terealisasi adalah pertukaran pelajar, dosen, serta mengadakan kolaborasi seni secara bersama-sama.

Sementara pada malam harinya dalam acara  cultural dinner di ISI Denpasar sekitar 30 delegasi dari dua negara datang ke ISI Denpasar. Mereka adalah para delegasi perwakilan kementerian Perancis dan delegasi dari Indonesia. Kedatangaannya diawali dengan kunjungan ke pameran, dilanjutkan dengan kunjungan ke Musium Pusat Dokumentasi ISI Denpasar, dan diakhiri dengan menyaksikan pementasan tari yang bertempat di Natya Mandala ISI Denpasar. Tarian yang disuguhkan diantaranya Selat Segara, Jauk Manis dan Satya Brasta. Sementara Asti Kumara (penabuh anak-anak ISI Denpasar) mampu memukau para penonton dengan menampilkan garapan yang mengkombinasikan antara gending, puisi dan diiringi dengan gender. Melalui gending Tulang lindung dan Seketi, mereka mampu membawakannya dengan sangat apik dan menarik serta mampu menghipnotis para penonton.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai, S., M.A pun memberikan suguhan yang lain dari biasanya. Selain memberikan presentasi tentang ISI Denpasar, Prof. Rai memberikan workshop tabuh dan tari yang dikemas sangat menarik.  Prof. Rai berharap kedepan kerjasama akademik antar dua negara ini dapat segera terealisasi. Dan guna semakin melebarkan net working ISI Denpasar akan menjalin kerjasama U to U (University to University), U to G (University to Government), U to S (University to Stakeholder). Pihaknya kedepan sudah memiliki visi misi yang jelas yaitu bagaimana seni budaya bisa sebagai perekat bangsa dan meningkatkan daya saing bangsa serta mengangkat citra Indonesia di dunia internasional. Prof. Rai menambahkan meningkatkan daya saing bangsa itu adalah lewat peningkatan kualitas, yaitu bagaimana Perguruan Tinggi Seni tersebut mampu berbasis local dengan kualitas bertaraf internasional. Hal ini penting, bahwa walaupun kita memiliki visi internasional, namun kita harus tetap mempertahankan local genius, local wisdom yang telah diwariskan sejak dulu. Jika hal tersebut sudah tercapai niscaya kita akan mampu meningkatkan citra positif bangsa Indonesia dimata Internasional.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Delegasi ISI Denpasar sedot perhatian Thailand

Delegasi ISI Denpasar sedot perhatian Thailand

Delegasi ISI Seminar, Worshop dan pentas sedot perhatian pada Culture Festival di Songkhla Rajabath University dan Konjen RI Thailand dalam Hut 64 RI

Laporan I Komang Arba Wirawan

Songkhla Thailand (ISI Denpasar)

Usai Pentas di Konjen RI Thailand

Usai Pentas di Konjen RI Thailand

Delegasi kesenian yang berjumlah 25 orang dari Institut Seni Indonesia Denpasar, di bawah pimpinan I Wayan Sueca.,S.Skar.,M.Mus, sebelum tampil yang pertama diterima di kampus Songkhla Rajabath University yang luas dan bersih, tidak terdapat coretan dengan pakaian hitam putih mahasiswanya. Yang menyambut delegasi ISI diantaranya, pejabat tinggi Wakil Rektor Bidang Penelitian, Saensak Siriphanich Ph.D, Direktur bidang kebudayaan Ass. Prof. Dr. Kanut Thattong, Asst Prof Dr. Painote Duang Viset, President of Songkhla University, Rojana Sri Sai Songkhla Rajabath University, Head Of Cultural Center, Sarita Srisunan, Ass Prof Worasit Muttameta Fac. Of fine Arts, Songkhla Rajabath University. Setelah dilaksanakan penyambutan pada malam harinya, tim kesenian tampil dengan materi, Tari Selat Segara, Tari Legong Keraton, Tari Topeng Keras, diiringi penabuh dari FSP diantaranya Rektor ISI, dan Tari Cak Kontemporer mengambil lakon Ramayana, gabungan FSP dan FSRD yang tampil kompak dan memukau dihadapan ribuan pengunjung culture festival yang diadakan Songkhla Rajabath University.

Penampilan hari kedua di tempat yang sama delegasi kesenian ISI tampil dengan materi yang berbeda yaitu Tari Legong Keraton, Oleg Tambulilingan, Tari Topeng Tua, dan Tari Cak Kontemporer, sama dengan hari pertama ribuan penonton berjejal menyaksikan penampilan wakil dari ISI Denpasar, Bali Indonesia.

“Melihat apresiasi masyarakat Thailand terhadap kesenian Bali saya cukup puas” kata Sueca seusai menarikan topeng Tua dan Keras. Ini membuktikan ISI telah go Internasional” Imbuhnya. Menyaksikan tim kesenian ISI Rektor Prof I Wayan Rai,S.MA, berharap untuk tampil secara maksimal lagi untuk pertunjukan di acara Ulang Tahun Kemerdekaan RI Ke 64 di sebuah hotel berbintang, dikawasan Pariwisata Thailand. ”Saya bangga dengan penampilan di Songkhla Rajabath University, dengan sambutan yang antusias, dan berharap tampil yang maksimal di Hut 64 Konjen RI ” Harap Rai. Karena Prof Dr. I Wayan Rai, S.MA. tidak dapat turut hadir pada perayaan Hut RI karena menghadiri konferensi SFAPA, di Chiangmay Bangkok.

Sebelum tampil dalam perayaan Hut RI ke 64  delegasi kesenian ISI Denpasar diundang Konsul RI di Songkhla Bapak M.Rizky Safary, dalam pembicaraan Rektor ISI dengan Konjen RI terjadi dialog yang sangat erat seperti di rumah sendiri. Ada beberapa catatan pembicaraan seperti Bali ternyata merupakan inspirasi Thailand dalam pengembangan pariwisatanya, Konjen mengusulkan untuk mepatenkan produk-produk budaya Bali, untuk didaftarkan copy rightnya seperti batik, ornamen, bahkan nama Bali seharusnya dipatenkan karena ikon Bali banyak dipergunakan di Thailand ini”harap M.Rizky Safary.

Kerjasama ini akan ditindaklanjuti dengan MOU antara ISI dan Konjen Sonkhla, untuk dapat berperan dalam memperkenalkan budaya Bali di Asia Tenggara, dan Konjen akan tetap mengupayakan mempasilitasi ISI Denpasar dalam bidang kerjasama budaya karena minat warga Thailand untuk melanjutkan kuliahnya, penelitian bersama, pemuatan bersama dalam jurnal Mudra dan pertukaran dosen maupun mahasiswa semakin meningkat. ISI sendiri terus akan bekerjakeras untuk, mempromosikan Indonesia di Asia Tenggara khusunya untuk menarik minat wisatawan dan kerjasama antar bangsa-bangsa Asia dalam pendidikan untuk kemajuan bersama,Ungkap Rai.

Disela-sela program pertunjukan dengan jadwal yang padat seminar dan workshop diselenggarakan di gedung rektorat lantai delapan Songkhla Rajabath University, seminar menampilkan pembicara, Prof. Dr. Rai.S.MA dengan materi kerjasama ISI Denpasar dan go Internasional, pembicara kedua dari Fakultas Seni Pertunjukan sebagai pembicara pertama I.Gusti Ayu Srinatih,SST.M.Si, The Relationship Between Dance and Music in Balenese Performing Arts, pembicara kedua Ni Made Ashinawati,SST.M.Si, makalah: ”Learning Balinese Dance”.,pembicara ketiga Ni Ketut Dewi Yulianti SS.M.Hum judul makalah: ”The Significance of English in enhanching dance teaching quality, dan dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Dra. Ni Made Rinu,M.Si dengan makalah Art Painting of Balinese Classic, Artistic Images and Excellence Painting of Balinese in present day.

Seminar ini diikuti oleh workshop tari, tari kecak, wayang, dan lukis klasik wayang kamasan yang menyedot peserta dari mahasiswa dan dosen Sonkhla Rajabath University termasuk para pejabat-pajabat tingginya turut serta dalam worshop ini. Ini pengalaman yang menarik bagi kami dapat belajar menari Bali dan lukis wayang tradisional”ungkap Saensak Siriphanich Ph.D, wakil rektor bidang penelitian.

Penerimaan baik dari Konjen RI di Songkhla, Songkhla Rajabath University dan Suratani University sangat baik di kedua delegasi disambut seperti tamu kenegaraan dengan pertunjukan tarian-tarian tradisional Thailand yang mempesona, pertunjukan wayang Thailand, serta kemasan pameran yang dikombinasikan dengan seni pertunjukan, tatarias penari dan penampilan okesrta yang membuat kagum delegasi, Ini perlu di contoh bagaimana kolaborasi pameran dan pementasan, menjadi suatu yang tak terpisahkan”ungkap Rai dengan rasa gembira kepada seluruh delegasi. Selanjutnya delegasi diarak dalam pawai dengan lampu seterongking (lampu dengan minyak tanah), menuju taman dengan suguhan musik tradisional, tari dan makanan tradisional dan durian Thailand yang manis dan legit. Ketua delegasi turut mencoba memainkan musik tradisional Thailand beberapa saat, Pengalaman pertma saya memainkan musik tradisional Thailand”ungkap Sueca sambil menabuh musik.

Penyambutan ini langsung oleh President Songkhla Rajabaht University, sesuatu dapt dipelajari di Thailand untuk mahasiswa yang turut serta dalam delegasi adalah suasana kampus, tidak ada coretan dimana-mana, etika kepada dosen, para pejabat kampusnya sangat tinggi, apalagi kepada presiden atau rektornya sangat dihormati oleh mahasiswa, dan seluruh civitas akademika”ini pelajaran paling berharga untuk kita semua’ kata Diah Yeti yang menarikan sita dalam kecak kontemporer delegasi ISI”.”Mudah-mudahan dapat kami tularkan kepada teman-teman mahasiswa di ISI Denpasar, nantinnya.”Karena pengalaman ini juga berkat kerjakeras Bapak Rektor”Imbuhnya.

Hasil perjalanan delegasi ISI Denpasar di Thailand selama seminggu seminar dan workshop yang dibanjiri peserta, pertunjukan yang memukau penonton membuat kegembiraan, delegasi ISI apalagi MOU dengan Suratani University akan ditandatangani antara kedua belah pihak.

Keterangan Foto:

Delegasi Kesenian ISI Denpasar Usai Tampil pada Perayaan 64 Tahun RI, oleh Konjen RI di Songkhla Thailand, foto bersama Konjen, Insert: Rektor ISI Prof Dr. I Wayan Rai,S.MA, dengan Presiden/Rektor Songkhla Rajabath University Thailand Asst. Prof. Dr Pairote Duangwiset.

Hindu Ritual Of Ngotonin In Bali

Hindu Ritual Of Ngotonin In Bali

(A Discourse Analysis Approach)

By

I Made Rajeg, Luh Putu Laksminy, and Ni Luh Ketut Mas Indrawati

Balinese culture, in the course of its growth, has been passing a long road of history. It is mirrored by the firm bond of Balinese culture and Hindu since the beginning of the Anno Domini age, and by the integration within the skeleton system of national culture and modern era as well. (Mantra, 1993:11; Geria, 1995:91; Pitana, 1998:28-29).

Hindu, as one element of Balinese cultures, provides paths for Hindus to get closer to their Maker, their God; one of them is through Yadnya. The teachings related to yadnya is named Panca Yadnya, i.e. five kinds of yadnya ceremonies or sacrificing ceremonies. One of the ceremonies is  Manusa Yadnya (sacrifice ceremony to humankinds). Ngotonin ritual, one kind of Manusa Yadnya, is carried out to humans in their age of six months, and is regularly held in the interval of the next six months during their lives. Ngotonin has a deeply religious emotion – not only a form of human effort to protect an individual and rinse the darkness of their thoughts out, but also to clean up the way humans think since it is believed only from the holly and purified humans’ thoughts are the positive ideas, which are beneficial for themselves and others, born they mark, with sometimes elaborate purifica­tion ceremonies. (Wenten, 1999:1-12, Upadesa (1978:63; Koentjaraningrat, 1985: 40-46; Eiseman, 1988: 84). The prayer produced orally in the process of ngotonin ritual is a language in use, whatever the form it takes and indicates the relationship between language, culture and structure, considering the social structure as one part of the social system. The spoken prayer can be recoded in written text and becomes the reflection of Balinese culture and give the identity symbol of ethnic groups if it is seen from its context of situation in which it is used.

It is very important that a text is characterized by coherence, it hangs together and an important contribution to coherence comes from cohesion as these sets of linguistic resources that every language has (as part of textual meta-function) for linking one part of the text to another. (Halliday and Hasan, 1976: 1). The text consists of some features of the context of situation. It is important for us to know the context of situation of a text. By knowing the context of situation of a text we will be able to predict what are other people going to say and by doing so we understand what he or she does say (Koentjaraningrat, 1985: 40-46, Halliday (1985). This study will concern with the function of spoken prayer that is recoded in written text by relates it to context of situation.

Download click here

Loading...