Rektor ISI: Seniman jadi “panglima” teknologi hadapi era 4.0

Rektor ISI: Seniman jadi “panglima” teknologi hadapi era 4.0

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/1092930/rektor-isi-seniman-jadi-panglima-teknologi-hadapi-era-40

Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiarta, S.SKar., M.Hum., mengingatkan dalam penciptaan karya seni di tengah era Revolusi industri 4.0, seniman dan lulusan kampus setempat harus menjadi panglima yang mengatur teknologi, bukan malah sebaliknya teknologi yang …. Baca Selanjutnya

Rektor buat mahasiswa baru bangga jadi bagian ISI Denpasar

Rektor buat mahasiswa baru bangga jadi bagian ISI Denpasar

Sumber : bali.anataranews.com

Denpasar (ANTARA) – Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum mengajak seluruh mahasiswa baru di kampus setempat untuk berbangga menjadi bagian dari kampus seni negeri satu-satunya di wilayah Indonesia bagian tengah itu.

“ISI Denpasar merupakan kampus seni negeri satu-satunya di wilayah Indonesia bagian tengah dan memiliki sejumlah keunggulan yakni akreditasi institusi nilai A, 90 persen prodi juga akreditasinya A dan lulusannya terbukti tidak ada yang menganggur,” kata Prof Arya Sugiartha saat acara pengesahan sebanyak 491 mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 di Denpasar, Selasa.

Guru besar seni karawitan ini juga menegaskan bahwa ISI Denpasar bukanlah lembaga pendidikan yang prematur. Diapun kemudian memaparkan sejarah berdirinya ISI dari awal, proses akademik hingaa pembiayaan yang 80 persen didukung pemerintah melalui APBN serta untuk SPP, pihaknya telah memberlakukan subsidi silang menyesuaikan dengan kemampuan orangtua masing-masing mahasiswa.

ISI Denpasar, lanjut Prof Arya, kalau dilihat dari sejarahnya berawal dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar, didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali tahun 1967. Kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) atas prakarsa Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibya), beberapa tahun berselang barulah STSI menjadi Institut.

Pendirian ASTI Denpasar dilandasi Pola Dasar Kebijaksanaan Pembinaan Kebudayaan Daerah Bali yang memperhatikan sifat-sifat pertahanan, penggalian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah Bali.

“Makin intensifnya interaksi antara kebudayaan dan teknologi, serta bertambah banyaknya seniman yang meninggal dunia, menyebabkan beberapa bentuk kesenian tradisional Bali dikhawatirkan akan punah, sehingga perlu diadakan pendidikan kesenian bagi generasi muda sebagai pewaris dan penyelamat kebudayaan bangsa,” ucap akademisi dari Kabupaten Tabanan.

Di sisi lain, Prof Arya menegaskan ISI Denpasar adalah pendukung Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjunjung keragaman dalam bingkai NKRI.

“Mumpung ini di awal, jika ada di ruangan ini yang masih meragukan Pancasila, silakan angkat kaki dari ISI Denpasar,” katanya di depan mahasiswa baru dan ratusan orang tua mahasiswa tersebut.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes mengatakan proses seleksi tahun ini dilakukan lewat tiga jalur, berpedoman pada Peraturan Menristekdikti No 60/2018, yakni yang diterima melalui SNMPTN (51 orang), SBMPTN (160 orang) dan Jalur Mandiri (280 orang).

“ISI Denpasar mendapat kuota Bidikmisi sebanyak 106, dan semua telah terisi dari ketiga jalur tersebut,” ujar Artayasa.

Sejak dua tahun terakhir, serapan mahasiswa baru yang masuk ke ISI Denpasar makin meluas, bahkan hampir di seluruh provinsi di Indonesia, juga dari kantong-kantong transmigran.

“ISI Denpasar tahun ini juga siap membuka program studi Magister Desain dan Magister Pendidikan Seni. Proses proposalnya sudah hampir rampung. Prodi tersebut didirikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil kajian,” kata Artayasa.

Sebanyak 491 mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar disahkan pada Sidang Terbuka Senat di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar dengan dipimpin Ketua Senat I Wayan Gulendra.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha berfoto bersama didampingi Wakil Rektor Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes serta perwakilan fakultas dan mahasiswa baru (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2019)

Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA

Rektor ISI Denpasar larang ada perpeloncoan mahasiswa baru

Rektor ISI Denpasar larang ada perpeloncoan mahasiswa baru

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar, MHum, mengingatkan jajarannya agar jangan sampai ada praktik perpeloncoan dalam masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2019/2020

“Bahkan tegas saya katakan kalau ada perpeloncoan, kekerasan, laporkan saja. Bila perlu ditolak dan dilawan saja,” kata Prof Arya Sugiartha, saat membuka PKKMB tahun akademik 2019/2020, di kampus setempat, di Denpasar, Senin.

Guru besar seni karawitan itu berpandangan kegiatan PKKMB sangat penting karena ISI Denpasar merupakan kampus seni negeri yang memiliki sejumlah keunikan dengan berbagai fasilitasnya.

“Tentu ini perlu diketahui mahasiswa, termasuk cara menggunakannya, dan dengan siapa-siapa mereka nanti berhubungan ketika menempuh pendidikan di ISI Denpasar,” ujarnya.

Komitmen tidak adanya kegiatan perpeloncoan juga sebelumnya ditunjukkan senat mahasiswa ISI Denpasar dengan telah menandatangani pakta integritas.

Apalagi, lanjut Prof Arya, sesuai dengan arahan dari Kemenristekdikti bahwa dalam kegiatan mahasiswa baru itu sama sekali tidak boleh ada perpeloncoan dan semua diarahkan pada hal-hal yang bersifat akademis. “Pengenalan peralatan, fasilitas, dan studio, itu semua dalam rangka belajar secara akademis,” ucapnya.

Setelah selesai masa pengenalan kehidupan kampus, pihak ISI Denpasar juga akan mengundang para orang tua mahasiswa agar mereka bisa mengetahui seputar materi pendidikan yang akan diterima mahasiswa hingga besaran pembayaran SPP dari Rp500 ribu sampai dengan Rp4 juta. Besaran pembayaran SPP berbeda-beda karena disesuaikan dengan kemampuan orang tua.

Di sisi lain, Rektor ISI menegaskan pihaknya sangat mengedepankan kualitas, sehingga orientasi kampus setempat tidak mengejar jumlah mahasiswa sebanyak-banyaknya.

“Tetapi mahasiswa yang benar-benar dijaring adalah yang memiliki talenta, memiliki komitmen dan keinginan untuk maju. Bukan berdasarkan siapa saja diterima. Kami yakin, yang memutuskan bergabung di ISI Denpasar adalah mereka-mereka yang memiliki komitmen dan bertalenta untuk mengembangkan seni,” katanya.

Di samping itu, jumlah mahasiswa yang diterima juga disesuaikan dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliki ISI Denpasar. “Tidak akan mungkin kami menerima mahasiswa terlalu banyak meskipun pelamarnya banyak, kalau seandainya fasilitas kami belum memadai, dosennya masih kurang, dan komputernya tidak banyak,” ujar Prof Arya.

Selain itu, ISI Denpasar dari segi pembiayaan juga sudah didukung habis-habisan melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

“Partisipasi masyarakat dalam bentuk SPP itu pendamping saja, karena sebagai masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pendidikan. Tidak gratis-gratis saja, perlu masyarakat ikut mendukung, apalagi bagi yang mampu,” ucapnya.

Menurut Prof Arya, keunggulan lulusan ISI Denpasar adalah orang-orang profesional yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Pihak kampus akan mengasah kemampuan mahasiswa sedemikian rupa dan juga berkepribadian sehingga setelah tamat tidak ke sana kemari membawa map untuk memperoleh pekerjaan.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa mengatakan kegiatan PKKMB tahun 2019 ini diikuti sebanyak 494 mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa baru Fakultas Seni Pertunjukan sebanyak 201 orang dan mahasiswa baru Fakultas Seni Rupa dan Desain sebanyak 293 mahasiswa.

PKKMB akan dilaksanakan selama enam hari dari 19-24 Agustus 2019 dengan materi yang akan diberikan diantaranya perguruan tinggi di era Revolusi Industri 4.0; materi kebencanaan dan kesadaran bela negara; serta bahaya radikalisme, terorisme, dan bahaya narkoba.

“Di samping itu, mahasiswa juga diberikan materi kepemimpinan, kerukunan beragama, kegiatan akademik ISI Denpasar, pengenalan nilai budaya dan etika; organisasi kemahasiswaan, layanan mahasiswa, dan persiapan penyesuaian diri di perguruan tinggi,” kata Prof Artayasa.

Untuk pemateri diantaranya dari perwakilan Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, Danrem 163/Wirasatya, dosen ISI Denpasar, Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali. Metode penyampaiannya melalui ceramah dan pelatihan.

Terkait pelatihan pengenalan pedel, tari kebesaran ISI Denpasar Ciwa Nataraja, hymne dan mars juga akan dipertunjukkan dalam Rapat Senat Terbuka untuk pengesahan mahasiswa baru tahun 2019 pada 2 September mendatang.

Pada 26 Agustus 2019, bagi mahasiswa baru yang beragama Hindu akan melaksanakan upacara “Pawintenan Saraswati” di Pura Padma Nareswara ISI Denpasar.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar, MHum, saat memberikan pengarahan pada mahasiswa baru kampus setempat dalam pembukaan PKKMB 2019 (ANTARA/Ni Luh Rhisma)
Loading...