Transformasi Menuju PTN-BLU, ISI Denpasar Koordinasi dengan UNESA

Transformasi Menuju PTN-BLU, ISI Denpasar Koordinasi dengan UNESA

Foto: Rektor ISI Denpasar (Bali), Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama jajaran pimpinan Univeritas Negeri Surabaya, Selasa (23/1).

REKTOR Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali), Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana berserta jajaran mengunjungi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Selasa, 23 Januari 2024. Kunjungan dalam rangka Koordinasi Pelaksanaan Program Revitalisasi PTN Tahun Anggaran 2024 ini diterima pimpinan UNESA di Ruang Rapat 804 UNESA Kampus II Lidah Wetan, Surabaya.

UNESA ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai pendamping PTN Satker, salah satunya ISI Denpasar. Tahun 2024, rancangan pembahasan program revitalisasi dengan pendampingan UNESA mengerucut pada 6 aspek,yaitu daya saing dan tata kelola blu, kerjasama, kurikulum, organisasi, penguatan riset dan inovasi, serta penjaminan mutu lembaga.

Foto: Suasana Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Revitalisasi PTN Tahun Anggaran 2024  di Univeritas Negeri Surabaya, Selasa (23/1).

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali), Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan kedatangan rombongan ISI Denpasar di UNESA terkait dengan program transformasi ISI Denpasar dari Satuan Kerja (Satker) ke Badan Layanan Umum (PTN-BLU). ”Kami percaya UNESA dapat memberikan pendampingan. Transisi UNESA dari PTN-BLU ke PTN-BH termasuk dalam golongan yang sangat cepat, sehingga kita yakin nantinya transformasi ini juga akan belajar dengan lancar,” ujar mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini.

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UNESA Prof. Dr. H. Haris Supratno menyatakan transformasi lembaga menjadi PTN-BH berkaitan dengan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. “Pengelolaan keuangan agar lebih merdeka, mandiri, dan sejahtera. Semoga dapat direalisasikan ISI Denpasar,” tutur mantan Rektor UNESA ini

Prof. Haris Supratno menambahkan, selain penjaminan mutu yang dibagi menjadi bidang akademik dan non-akademik, UNESA juga menyungguhkan pentingnya program pengawasan internal pada tata kelola lembaga. Hal ini termasuk kebutuhan utama dalam mempersiapkan transformasi suatu lembaga menjadi PTN-BLU maupun PTN-BH.

Foto: Rektor ISI Denpasar (Bali), Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana menerima cendera mata dari Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UNESA Prof. Dr. H. Haris Supratno, Selasa (23/1).

Kegiatan koordinasi dihadiri jajaran pimpinan UNESA, yakni Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Prof. Dr. Madlazim, M.Si., Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas: Junaidi Budi Prihanto, S.KM., M.KM., Ph.D., Ketua Senat Akademik Universitas (SAU) Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A., dan Direktur Akademik Unesa Prof. Dr. Fida Rachmadiarti, M.Pd.

Sementara itu, jajaran ISI Denpasar yang turut hadir, yakni Ketua Senat ISI Denpasar Dr. Ni Kadek Arsiniwati, SST., M.Si., Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr. Drs. I Ketut Muka, M.Si, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum, dan Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama Dr. I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si. (ISIDps/Humas-RT)

Transformasi Nilai-Nilai Tradisi Bali Dalam Penciptaan Seni Lukis Kontemporer

Oleh: Ni Made Purnami Utami (Dosen PS. Seni Rupa Murni)

Proses trasnformasi nilai-nilai tradisi Bali dalam penciptaan seni lukis kontemporer bisa dilakukan secara sederhana, lewat isi dan tema, dekorasi dan ekspresi. Tema tradisi seperti cerita rakyat , Ramayana dan Mahabrata, unsur-unsurseni rupa tradisi Bali yang kaya bisa diolah,ditransformasikan ke dalam seni lukis kontemporer yang punya misi dan tujuan tertentu. Hasilnya tergantung pada beberapa faktor dari proses karya seperti : identitas seniman pencipta seni, lingkungan, alat dan ketrampilan, originalitas karya dan apresiasi masyarakat pencipta seni. Karakter garis, bidang, bentuk, warna dan tektur, tujuh kaedah komposisi serta berbagai keunikan tradisi Bali bisa diolah untuk seni lukis kontemporer. Wayang Kamasan, topeng Singapadu, songket Karangasem, kerajinan kriya, sesajen dan berbagai sarana upakara merupakan contoh karya tradisi yang mengandung nilai tinggi.

Proses transformasi perlu ketekunan, ulet, teliti, sabar, optimis, percaya diri dan antosiasme yang tinggi. Penciptaan berhasil baik lewat penguasaan teknik yang sempurna serta sarana dan peralatan yang memadai. Bahan dan media yang baik harus diolah secara kreatif dan inovatif. Hasil dan mutu tinggi bisa dicapai dengan proses tahapan kerja yang sistematis. Adapun hasil-hasil karya yang dirancang dalam transformasi ukurannya relatif besar, berkisar 240 cm x 120 cm, 240 cm x 60 cm, 100 cm x 100 cm, 120 cm x 100 cm dan 120 cm x 120 cm. Bahan campuran dari kanvas, triplek, cat minyak, acrylic dan lem. Temanya sebagian besar sesajen dengan gaya kontemporer. Teknik penyelesaian dominan dengan polet, kuas, untuk membuat komposisi dan teknik jiprat untuk finising. Corak dan karakter karya lukis kontemporer memang sangat beragam, sesuai dengan konsep dan cara pandang senimannya. Identitas dan kepekaan pencipta seni berpengaruh pada hasil transformasi nilai-nilai tradisi yang mengaggumkan.

Secara ergonomis perlu pula diperhatikan stasiun kerja seniman yang nyaman, aman, sehat, bersih, agar efisiensi dan produktivitas bisa ditingkatkan.

Loading...