Yudisium Semester Genap FSRD ISI Denpasar 2008/2009 meluluskan 40 Orang Mahasiswa

Yudisium Semester Genap FSRD ISI Denpasar 2008/2009 meluluskan 40 Orang Mahasiswa

kikuk

(Denpasar-humasisi) Sebanyak 40 orang mahasiswa  Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar telah diyudisium pada hari Sabtu (4 Juli 2009), yang bertempat di gedung Lata Mahosadhi Pusat Dokumentasi (PUSDOK) ISI Denpasar. Acara tersebut merupakan Runtutan  dari acara Ujian Akhir Mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang sebelumnya telah dilaksanakan pameran Tugas akhir yang bertempat di gedung Kryahasta ISI Denpasar dari tanggal 16-20 Juni 2009 , Ujian Komprehensif dilaksanakan dari tanggal 22-27 Juni 2009 dan terakhir Yudisium yang merupakan pengumuman kelulusan para mahasiswa yang dilaksanakan pada hari Sabtu (4/7) ini. Tentu puncaknya akan dilaksanakan wisuda yang bertepatan dengan acara Dies natalis ISI Denpasar pada tanggal 28 Juli depan. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang telah mengikuti Ujian Tugas Akhir, seluruh dosen Penguji, Pembantu Rektor I, jajaran struktural FSRD, seluruh Dosen dari FSRD, staf dan panitia.

Ketua Panitia sekaligus pembantu Dekan I ISI Denpasar Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn menerangkan bahwa dari 40 orang para lulusan tersebut 13 orang berasal dari jurusan lukis, 2 orang jurusan patung, 14 orang dari DKV, 6 orang dari Desain Interior , 3 orang dari Kriya Seni dan 2 orang dari Fotografi. Pada kesempatan tersebut Mugi juga mengumumkan mahasiswa-mahasiswa yang memperoleh IPK dan nilai karya terbaik pada Ujian Tugas Akhir semester genap tahun ajaran 2008/2009 ini. Adapun mahasiswa tersebut adalah, untuk IPK peringkat pertama diraih oleh Komang Edi sastrawan dari Jurusan lukis dengan IPK akhir 3,55. Ni Made Arini Hanindharputri dari DKV dengan IPK 3,49, Ni Wayan Ari Suardiyanti 3,49 DKV pada peringkat dua Anak Agung Ayu Puspa Wardhani dari Jurusan Fotografi dengan IPK 3,47 pada peringkat ketiga, I Wayan Eka Ari Astana jurusan lukis dengan IPK 3, 45 pada peringkat empat, dan yang terakhir I Putu Pinky Sinanta dari jurusan lukis. Karya Ujian TA terbaik untuk tahun ini semuanya diborong jurusan DKV, untuk peringkat pertama diraih oleh I Putu Yudi Mahardika dengan nilai 93,92, kedua diraih oleh Ni Made Arini Hanindharputri 93,13, ketiga Putu Gede Wisnu Yasa 91,70, keempat Ni Wayan Ari Suardiyanti 90,77 dan kelima diraih oleh Wahyu Indira dengan nilai TA 90,34.

Pj. Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, M.Si sangat bangga terhadap hasil yang telah dicapai oleh para lulusan dan diharapkan dapat dipertahankan ketika memasuki dunia kerja nanti. juga terjadi peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kualitas terbukti dari  nilai yang diperoleh dari para mahasiswa yang mengikuti yudisium yang rata-rata memuaskan. Terlihat dari beragamnya tema yang diangkat mahasiswa pada saat Ujian Tugas Akhir . Pembantu Rektor I ISI Denpasar Drs. I Ketut Murdana, M.Sn yang mewakili Rektor berpesan agar para lulusan menjaga kualitas karyanya dengan maksimal dalam hubungannya nanti dengan masyarakat di dunia kerja nanti. Murdana juga mengingatkan akan pentingnya pengurusan dan pengetahuan tentang IPR(intelectual Property Right)/Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ketika akan menjual karyanya, karena berhubungan kesejahteraaan kita sebagai seniman/desainer.

Acara tersebut diikuti dengan sangat antusias oleh para peserta dan diakhiri dengan acara jabat tangan antar mahasiwa dan dosen, sebagai ucapan perpisahan dan terima kasih atas bimbingannya selama ini.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Visualisasi Relief  Kamasutra dan Etnik Bali sebagai Karya Fotografi Seni dan Fashion Fotografi Tugas Akhir Mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Visualisasi Relief Kamasutra dan Etnik Bali sebagai Karya Fotografi Seni dan Fashion Fotografi Tugas Akhir Mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Kamasutra Karya Gus Eka 2009

Kamasutra Karya Gus Eka 2009

Prasyarat meraih gelar sarjana seni (S.Sn) bagi mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, diwajibkan mengikuti pameran TA, dan ujian konfrehensip. Pameran TA sebagai pertanggungjawaban terhadap publik karya seni yang mereka hasilkan selama menempuh pendidikan selama empat tahun, bergulat dengan kurikulum. Ujian konfrehensip mempresentasikan konsep karya didepan sidang ujian berupa teori dan teknis dalam mencipta sehingga antara konsep dan visualisasi menjadi yang utuh.

Tema yang diangkat dari tahun ke tahun sangat pariatif, seperti Kehidupan Nelayan di Pantai Kedonganan, Wanita Tukang Suun di Pasar Badung, Shadow di Pasar Kintamani, Air sebagai sumber penciptaan Fotografi, dan lain sebagainya. Untuk tahun ini yang mengikuti TA mahasiswa Ps. Fotografi mengangkat tema relief kamasutra dan busana etnik Bali.

Visualisasi Relief Kamasuta ke dalam Fotografi Seni merupakan karya TA I.B. Eka Ananda hasil bimbingan Drs. I Dewa Md. Darmawan, M.Si dan Drs. I.N Wirakesuma.,M.Sn. lebih banyak mengksplorasi beberapa relief kamasutra yang terdapat di Tirtha Gangga dan beberapa hotel di daerah sekitar Ubud. Filosofi dari kamasutra yang ditelusuri oleh Gus Eka, merupakan seni berhubungan suami istri yang menghasilkan keturunan suputra, dalam visualisasinya agar tidak mengandung fornografi Gus Eka mengemas karyanya dengan komposisi, sudut pengambilan, pencahayaan, warna yang sangat estetis jauh dari kesan vulgar.

Foto Fashion by Gek Dani 2009

Foto Fashion by Gek Dani 2009

Karya TA Etnik Bali sebagai visualisasi ke dalam Fotografi Fashion karya TA A.A Ayu Puspawardhani hasil bimbingan I Made Saryana.,S.Sn., dan I Komang Arba Wirawan.,S.Sn.,M.Si. mempresentasikan rancangan busana Cok Abi dan beberapa model cantik. Konsep busana, pose model dan seting pemotretan, diambil dalam suasana Bali yang dinamis, seperti model dengan pakaian biru dan pose dan setting di Pasar Badung, di Monkey Forest, di galian Pasir Klungkung semua tervisualisasi dengan karakter pencahayaan yang matang. Proses penciptaan karya Gek Dani, dibantu dengan mobile lihgt untuk untuk menghilangkan bayangan pada wajah model. Presentasi 15 karya yang diciptakan Gek Dani tampil dengan balutan busana etnik Bali yang estetis, semoga dapat menjadi fotografer akademik yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.


By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,M.Si

Pj. Ketua Program Studi Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Pameran Tugas Akhir FSRD ISI Denpasar Tahun 2008/2009

Pameran Tugas Akhir FSRD ISI Denpasar Tahun 2008/2009

pameran-ta (Denpasar-Humasisi) Sebanyak 41 mahasiswa akan menunjukan karya penciptaan terbaiknya  dalam Pameran Tugas Akhir Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar sebagai persyaratan untuk  meraih gelar Sarjana Seni. Pameran akan dibuka Selasa (16 Juni 2009) jam 10 pagi di Gedung  Pameran Tetap Krya Hasta ISI Denpasar. Rencananya pameran tersebut akan dibuka oleh pembantu  Rektor I ISI Denpasar Drs. I Ketut Murdana, MSn. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Tugas Akhir  FSRD yang sekaligus PD I FSRD ISI Denpasar Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn, pameran akan  berlangsung selama 6 hari yaitu dari tanggal 16-20 Juni 2009 dan akan dilanjutkan dengan Ujian  Komprehensif yang akan dilaksanakan pada tanggal 22-27 Juni 2009. Untuk peserta ujian tahun ini  adalah 41 orang dengan perincian Seni Lukis=13 orang, Seni Patung=2 orang, Kriya Seni=3 orang,  Desain Komunikasi Visual=14 orang, Desain Interior=7 orang dan PS Fotografi=2 orang. Sementara  itu mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir Pengkajian/Skripsi sebanyak 2 orang yaitu 1 orang dari jurusan Desain Interior yang mengangkat desain interior Panti Jompo(wredha) dan dari Kriya seni yang mengangkat Seni dan Ritual Kebudayaan Daerah Kalimantan.

Menurut Mugi tema karya secara umum yang diangkat mahasiswa sangatlah beragam, untuk yang di Seni Rupa Murni dan Kriya Seni seperti alam, simbolisme, budaya, sosial politik, emansipasi wanita, human traficking dan Ritual. Untuk DKV diangkat promosi Obyek wisata, Iklan layanan Masyarakat dan Iklan Komersial. Desain Interior mengangkat Interior Spa, Showroom, Lobby Hotel dan yang terbaru Lobby Cinema. PS Fotografi mengangkat tema Fashion dan Kama Sutra. Dalam kesempatan ini Mugi mengundang masyarakat umum sebagai stake holder untuk ikut melihat dan memberikan kritik dan saran terhadap kualitas karya mahasiswa yang tercermin dalam karya Tugas Akhir ini, apalagi pameran bersamaan dengan diadakannya Pesta Kesenian Bali yang ke-31 ini. Untuk teknis ujian mahasiswa akan dinilai oleh Dosen Pembimbing dan Penguji. Untuk materi yang diuji adalah Teknis karya, konsep karya, wawasan keilmuan yang berkaitan dengan karya dan Pengetahuan Umum penunjang. Mahasiswa yang lulus ujian akan di Yudisium pada tanggal 4 Juli 2009 di tingkat Fakultas dan di Wisuda 3 minggu setelahnya. Ditanya mengenai peluang kerja alumnus, PD 3 FSRD Drs. I Wayan Swandhi, MSi menegaskan bahwa peluang kerja bagi alumni Seni Rupa dan Desain cukup gampang diserap oleh pasar, terbukti banyak yang bekerja sembari kuliah, namun Swandhi menginginkan agar alumnus dapat membuka peluang kerja sesuai dengan harapan pemerintah. Apalagi Tahun ini pemerintah mencanangkan sebagai tahun kreatif dimana industri kreatif mendapat perhatian yang lebih, diharapkan alumnus ISI Denpasar sebagai tokoh utama penggerak industri kreatif di Indonesia. PD 2 FSRD I Made Bendhi Yudha, MSn menerangkan sebagai yang berwenang di bidang administrasi. Lembaga sudah menyiapkan aturan atau persyaratan agar mahasiswa dapat mengambil mata kuliah Tugas Akhir ini dan telah mengadakan seleksi terhadap peserta. Sebagai PD2 Bendhi mendukung seluruh persiapan pameran dan jalannya Ujian Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan lancar dari segi pendanaan.

Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, MSi menerangkan secara intern makna pameran ini sebagai wadah untuk menggodok mahasiswa calon sarjana agar bisa mempertanggung jawabkan karyanya kepada masyarakat akademis kampus, sehingga pendewasaan mahasiswa dalam berkarya secara dapat terasah. Secara Ekstern masyarakat secara umum dapat berkesempatan menilai dan memberi umpan balik (feed back) kepada kampus, sehingga lembaga dapat melihat kekurangan dan peluang pengembangan ke depan. Secara kuantitas peserta tahun ini meningkat, tahun lalu yang jumlahnya 38 orang sekarang meningkat menjadi 41 orang, dan yang membanggakan lagi setiap Program Studi dapat mengujikan mahasiswanya. Untuk Kualitas Rinu sebagai pimpinan lembaga menerangkan pameran tugas akhir ini merupakan sarana untuk menilai sejauh mana kualitas tingkat pendidikan kita dan juga mengharapkan kritk dan saran masyarakat untuk perkembangan Fakultas ke depan.

I Wayan Mulyana Kusuma Mengangkat Fenomena Rendahnya Pendidikan Budi Pekerti Menjadi Garapan Pakeliran

I Wayan Mulyana Kusuma Mengangkat Fenomena Rendahnya Pendidikan Budi Pekerti Menjadi Garapan Pakeliran

Salah Wadi, foto by GC

Salah Wadi, foto by GC

Dewasa ini ada kecendrungan dalang-dalang kita memainkan wayang kulit untuk menghibur ( menyajikan tontonan ) dari pada memberikan tuntunan kepada masyarakat penonton. Akibatnya masyarakat cenderung untuk datang ke pertunjukan wayang kulit untuk mendapatkan hiburan ringan,(I Wayan Dibia, “Seni Pewayangan Bali Dewasa Ini” dalam Kegiatan Program Semi-Que, 2004, p.3) maka atas dasar itulah penulis ingin menggarap pakeliran inovatif” Salah Wedi ” yang ingin menarik minat penonton untuk kembali melihat indahnya seni budaya yang tentunya akan dikemas sekian rupa agar kelihatan  menarik. Adapun beberapa aparatus yang akan dipakai ialah : kelir wayang Jawa lengkap dengan gawangnya , memakai penerangan dari LCD untuk menambah khasanah pertunjukan, menampilkan teknik permainan wayang ( tetikesan ), dengan tidak mengurangi struktur pewayangan tradisi.

Fenomena-fenomena yang sering terjadi pada jaman sekarang, yang kita jumpai juga dalam sebuah berita di majalah, koran, tv, radio, maupun siaran-siaran lainnya, yaitu banyak para orang tua tidak bertanggung jawab yang sering tidak menginginkan hasil darah daging dari mereka sendiri. Oleh karenanya banyak para orang tua sering membuang bayi mereka sendiri. Sehingga seorang anak yang lahir tanpa orang tua, mengakibatkan pendidikan budi pekerti dan mental seorang anak itu berkurang. Mengakibatkan anak itu merasa diri paling kuat, apa ia inginkan harus terpenuhi, ini dikarenakan pendidikan dari orang tua sangat penting. Dengan adanya fenomena seperti ini, penggarap ingin mentransfer ke dalam suatu pertunjukan seni pewayangan.

Kesenian wayang sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia karena dalam perkembangannya hidup manusia ,wayang sangat relevan dipakai sebagai  sumber penerangan dalam bertindak. Kita sebagai manusia bisa mencontoh dan bercermin pada nilai-nilai yang terkandung didalamnya baik nilai lahiriah  maupun rohaniah dari sebuah pertunjukan kesenian wayang. Wayang dipandang sebagai symbol hidup dan kehidupan manusia yang lebih bersifat rohaniah daripada lahiriah(Sri Mulyono, Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang, Sebuah Tinjauan Filosofis, diterbitkan oleh PT. Gunung Agung, Jakarta, 1983, p.15).

Masa depan seni pewayangan nampaknya perlu ditingkatkan lagi kualitasnya untuk mampu mewujudkan perannya secara maksimal sebagai salah satu pilar pertahanan serta elemen penguat kehidupan budaya Bali sebagaimana yang diharapkan oleh banyak orang. Dengan adanya pertunjukan inovasi yang evolusi pertunjukan wayang telah berkembang sedemikian rupa dengan menggunakan dukungan media elektronik, diharapkan wayang tetap eksis sejalan dengan berkembangnya zaman agar kesenian leluhur tidak punah.

Kita bisa lihat dari jenis-jenis kesenian yang ada, seni pertunjukan wayang merupakan suatu pertunjukan yang multi kompleks dan multi fungsional. Dibuktikan dengan masuknya berbagai unsur seni diantaranya : seni tari, seni suara, seni lukis, seni kria, seni musik, dan seni sastra di dalam setiap kali pertunjukannya. Sedangkan, fungsi multi fungsional yaitu sebagai sarana upacara, sebagai sumber penerangan, filsafat, pendidikan moral, serta ajaran-ajaran budi pakerti kepada para penonton. Keterkaitan antara wayang dengan upacara khususnya di pulau Bali tidak terlepas dari upaya pelestarian kesenian wayang tersebut. Hal ini tampak dalam berbagai kegiatan upacara dimana pertunjukan wayang tidak terlepas dari upacara yang berlangsung serta disesuaikan dalam fungsi dan kegunaannya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas serta untuk melakukan suatu upaya untuk pelestarian wayang, melalui ini penggarap ingin mengambil judul ‘Salah Wedi’(Bapak I Ketut Kodi Wawancara di rumahnya (Singapadu), Senin, 19 Januari 2009) yang bersumber dari cerita  Lontar Kala Tattwa dengan cerita lahirnya Kala ke dunia yang mencari orang tuanya.

Cerita ini sebelumnya sudah pernah digarap dalam bentuk pakeliran layar lebar oleh I Gusti Putu Sudarta,SSP, MSn dengan memakai judul “Kama Salah”. Dalam kesempatan, walaupun cerita ini sudah pernah digarap, tetapi penulis akan mencoba lagi menggarap ceritanya ke dalam bentuk garapan pakeliran yang bentuk teatrikal dan penyajiannya berbeda. Istilah garapan mempunyai banyak pengertian, apalagi istilahnya juga digunakan dalam percakapan sehari-hari. Di dalam dunia pedalangan istilah garapan disamakan dengan istilah sanggit (kawi dalang) yang artinya kretivitas dalang di dalam menafsir unsur-unsur pakeliran untuk mencari kemantapan penyajiannya, yakni memakai layar atau kelir wayang Jawa lengkap dengan gawang kelirnya.

Memperhatikan perkembangan pewayangan Bali yang terjadi dalam arus global ini dimana  banyak nilai – nilai yang sarat akan makna agaknya menjadi sesuatu  yang sangat membosankan. Sebuah realita yang ada bahwa belakangan ini ( sejak awal tahun 1980-an )”dominasi” seni pewayangan terutama wayang kulit dikalangan masyarakat Bali sudah jauh berkurang. Walaupun pertunjukan wayang kulit oleh dalang – dalang tertentu masih mampu menyedot penonton dalam jumlah besar, secara umum minat masyarakat terhadap seni pertunjukan wayang kulit sudah jauh menurun.

Yudisium Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar meluluskan 47 Orang Mahasiswa

Yudisium Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar meluluskan 47 Orang Mahasiswa

img_1020

(Denpasar-humasisi) Sebanyak 47 orang mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar telah  diyudisium pada hari Sabtu (30 Mei 2009), yang bertempat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar.  Acara tersebut merupakan Runtutan dari acara Ujian Akhir Mahasiswa FSP ISI Denpasar yang  sebelumnya menggelar pementasan karya tugas akhir yang bertempat di gedung Natya Mandala ISI  Denpasar dari tanggal 18 – 21 Mei 2009 bagi mahasiswa yang mengambil penciptaan, dan ujian  konprehensif pada tanggal 26 Mei 2009 bagi mahasiswa yang menempuh jalur pengkajian, dan  terakhir Yudisium yang merupakan pengumuman kelulusan para mahasiswa yang dilaksanakan pada  hari Sabtu (30/5) ini. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang telah mengikuti Ujian  Tugas Akhir, seluruh dosen Penguji, para Pembantu Rektor, kepala Biro Akademik Institut, jajaran  struktural FSRD, seluruh Dosen dari FSRD, staf dan panitia.

Dalam kesempatan itu ketua Panitia sekaligus pembantu Dekan I FSP ISI Denpasar Ni Ketut Suryatini, S.SKar., M.Sn. menerangkan bahwa dari 47 orang para lulusan tersebut 19 orang berasal dari jurusan tari, 24 orang jurusan karawitan, dan 4 orang dari jurusan Pedalangan. Pada kesempatan tersebut Suryatini juga mengumumkan mahasiswa-mahasiswa yang memperoleh IPK tertinggi, nilai karya terbaik serta 3 besar skripsi terbaik pada Ujian Tugas Akhir semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 ini. Adapun mahasiswa tersebut adalah, untuk IPK peringkat pertama diraih oleh I Gde Made Indra Sadguna dari Jurusan Karawitan dengan IPK akhir 3,94. Posisi kedua diraih oleh I.B. Gde Surya Peradantha dari Jurusan Tari dengan IPK 3,91 serta pada peringkat ketiga, I Wayan Mulyana jurusan Pedalangan dengan IPK 3,77.

Sedangkan untuk 10 besar penyajian karya seni terbaik diraih oleh I Gede Gusman Adhi Gunawan (Tari), I Kadek Indra Wijaya (Karawitan), Putu Tiodore Adi Bawa (Karawitan), Ni Putu Ariani (Tari), I.B. Gede Surya Peradantha (Tari), Putu Wika Setia Budi Artiningsih (Tari), I Putu Pery Prayatna (tari), I Made Mujana (Karawitan), I Kadeak Astawa (Karawitan), serta Putu Arif Mahendra (tari).

Ni Ketut Suryatini tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya terhadap hasil yang diraih dari para lulusan yudisium sekarang ini, setelah beberapa tantangan yang dihadapi namun mereka dapat menunjukan karya terbaiknya. Terbukti dari nilai yang diperoleh dari para mahasiswa yang mengikuti yudisium yang rata-rata memuaskan.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Pj. Dekan FSP ISI Denpasar I Ketut Sariada, S.ST. dalam sambutannya pada acara tersebut. Sariada sangat bangga terhadap hasil yang telah dicapai oleh para lulusan dan diharapkan dapat dipertahankan. Sehingga ketika memasuki dunia kerja karyanya dapat diterima oleh stake holder atau masyarakat yang membutuhkan karya seni. Pada kesempatan itu pula Sariada mengungkapkan rasa bangganya atas yudisium ini apalagi hasil yang telah dicapai mahasiswa yang sangat memuaskan. Pesannya agar para lulusan menjaga kualitas karyanya dengan maksimal dalam hubungannya nanti dengan masyarakat di dunia kerja nanti. Apalagi tahun 2009 ini pemerintah mencanangkan sebagai Tahun kreatif yang harus dijawab oleh para kalangan akademisi seni sebagai tantangan dalam berkesenian.

Acara tersebut diikuti dengan sangat antusias oleh para pesertanya dan diakhiri dengan acara jabat tangan antar mahasiwa dan dosen, sebagai ucapan perpisahan dan terima kasih atas bimbingannya selama ini. Sungguh mengharukan sekaligus membanggakan dan harapan untuk kelangsungan masa depan dunia kesenirupaan dan desain di bali maupun secara mengglobal.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Loading...