Prodi Seni Pedalangan ISI Denpasar Gelar Wayang Wong Meganada Antaka

Prodi Seni Pedalangan ISI Denpasar Gelar Wayang Wong Meganada Antaka

Program Studi (prodi) Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar pentaskan Wayang Wong bertajuk Meganada Antaka. Pementasan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pura Dalem Prajurit Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Sabtu (2/9).

Koordinator Prodi Seni Pedalangan sekaligus penanggung jawab kegiatan, Ni Komang Sekar Marhaeni, SSP.,M.Si menyatakan pementasan Wayang Wong didasarkan atas permintaan resmi Kelian Banjar Adat Pesalakan.  Pementasan ini serangkaian Pujawali di Pura Dalem Prajurit. Pementasan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali seni Tari Parwa/Wayang Wong yang dahulu pernah ada di Banjar Pesalakan. Namun, seiring kemajuan zaman dan teknologi, kesenian ini kian tenggelam karena minim penerus.

Tari Wayang Wong yang dipentaskan mengangkat kisah gugurnya Senopati Meganada. Dikisahkan Rama melanjutkan perang melawan kerajaan Alengka. Rahwana mengutus Meganada untuk menghancurkan Sang Rama dan pasukannya. Namun, Meganada gagal melaksanakan tugasnya karena telah dikalahkan oleh Laksamana,

Sekar Marhaeni menambahkan pementasan Wayang Wong bertajuk Meganada Antaka dilaksanakan sebagai penuangan kreativitas mahasiswa dan dosen di masyarakat. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam upaya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada butir ketiga yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Prodi Seni Pedalangan dalam hal ini dosen dan mahasiswa berupaya menumbuhkan rasa cinta, sekaligus memotivasi generasi muda Banjar Pesalakan untuk bangkit kembali melestarikan seni peninggalan leluhurnya yang adiluhung. “Besar harapan kami pementasan ini dapat menumbuhkan rasa cinta sekaligus memotivasi generasi muda Banjar Pesalakan untuk bangkit kembali melestarikan seni peninggalan leluhurnya yang adiluhung ini,” ujar dosen Seni Pedalangan ISI Denpasar ini.

Kelian Banjar Adat Pesalakan I Wayan Sutama mengatakan dirinya secara resmi bersurat ke ISI Denpasar memohon pementasan Wayang Wong. Dia terkenang Wayang Wong pernah jaya di Banjar Pesalakan. Namun, kesenian ini sudah sangat jarang dipentasakan karena tidak ada generasi yang meneruskan. Terlebih lagi, Pura Dalem Prajurit menyimpan benda-benda peninggalan terkait Tari Wayang Wong yang disakralkan, seperti tapel, gelungan dan lainnya.  “Semoga pementasan Wayang Wong dari ISI Denpasar ini bisa menarik minat generasi muda kami untuk kembali mempelajari kesenian yang langka ini” ujarnya.

Pementasan Wayang Wong melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi Seni Pedalangan. Sebanyak 30 mahasiswa Seni Pedalangan sebagai penari dan penabuh. Turut pula dua mahasiswa Prodi Seni Karawitan sebagai penabuh, Adapun pembina kegiatan ini, yakni Dr. I Ketut Kodi, SSP.,M.Si, Dr. I Gusti Putu Sudarta, SSP.,M.Sn, I Kadek Widnyana, SSP., M.Si, I Bagus Wijna Bratanatyam, S.Sn.,M.Sn, Sang Nyoman Adhi Santika, S,.Sn.,M.Sn, dan I Dewa Ketut Wicaksandita, S.Sn.,M.Sn. Sebelum pementasan, dilakukan enam kali latihan di studio Pedalangan Kampus ISI Denpasar. Latihan dilaksanakan di bawah bimbingan dan pengawasan para dosen yang telah mendapatkan surat tugas dari Dekan Fakultas Seni Pertunjukan. Dalam Latihan ini ditentukan para penabuh oleh pembina tabuh, dan pemilihan para penari lakon Meganada Antaka oleh para pembina Tari. Rara(ISIDps/Humas)

Loading...